Tuesday, December 4, 2012

Energi Nuklir

Dahsyatnya Energi Nuklir

Istilah “nuklir” merupakan kata yang sangat menakutkan bagi beberapa orang. Hal ini tidak mengherankan karena istilah tersebut dikenalkan kepada dunia melalui hancurnya dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. Hancurnya dua kota tersebut mengakhiri pergolakan perang dunia II dimana Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Bom yang dijatuhkan di Jepang, merupakan prinsip dari reaksi fisi yakni reaksi pembelahan isotop unsur-unsur berat menjadi menjadi dua inti yang bermasa sedang. Reaksi fisi dapat berlangsung secara spontan dan berlangsung secara induksi (menembak inti menggunakan suatu partikel) biasanya menggunakan neutron. Walaupun demikian tidak semua isotop unsur-unsur berat mengalami reaksi fisi. Reaksi fisi membebaskan energi yang besar baik dalam bentuk radiasi maupun energi kinetik hasil-hasil fisi.
Reaksi fisi yang terjadi pada bom nuklir tidak dapat dikendalikan, sehingga sekali meledak energi yang dihasilkan akan menghancurkan semua yang ada hingga mencapai keadaan yang stabil. Sedangkan reaksi fisi dalam reaktor nuklir dapat dikendalikan dengan cara menyerap kelebihan neutron sehingga reaksi fisi berantai dapat dihentikan.
Energi yang dihasilkan dari reaksi inti atau reaksi nuklir atau pembelahan inti membentuk unsur-unsur lain yang lebih stabil disebut energi nuklir. Energi yang dihasilkan pada suatu reaksi inti dihitung peratom, artinya satu atom saja sudah dapat menghasilkan energi.
Misalkan menghitung jumlah energi yang dihasilkan dari pembakaran 1 gram uranium-235.
clip_image002
clip_image004
clip_image006

Tata Nama Senyawa Asam dan Basa

Senyawa Terner
Senyawa terner adalah senyawa yang disusun lebih dari dua unsur. senyawa terner meliputi senyawa asam, senyawa basa dan senyawa garam.

Tata Nama Senyawa Asam
Untuk semua senyawa asam penamaannya diawali dengan menulis atau menyebut kata asam. Senyawa asam terdiri dari atas atom hidrogen yang dianggap sebagai ion H+ (kation) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Namun perlu diingat bahwa senyawa asam merupakan senyawa kovalen. Misalnya H2SO4, asam sulfat merupakan senyawa kovalen, tetapi dalam dalam air dapat terurai menjadi H+ dan SO4‾. SO4‾  inilah yang disebut sebagai sisa asam sedangkan H+ merupakan asam. Perlu diketahui bahwa H+ merupakan asam paling kuat di dunia jika berlaku sebagai asam dan memiliki daya polarisasi paling kuat di dunia jika berlaku sebagai kation. Hingga saat ini belum ada senyawa ionik yang mengandung ion H+.
Senyawa asam terbagi menjadi:
1)      Senyawa asam anorganik: asam nonoksi dan asam oksi
2)      Senyawa asam organik: asam oksi


Teori Asam Basa

asam basa dan teori asam basa



Zat-zat asam biasanya dinyakan sebagai HA, yang merupakan rumus umum asam. Zat-zat yang dalam larutan memiliki pH 7 disebut senyawa netral, pH kurang dari 7 disebut zat asam sedangkan zat-zat yang memiliki pH lebih dari 7 disebut basa.
Antara asam dapat basa dapat bereaksi yang disebut reaksi netralisasi. Produk yang diperoleh dari reaksi ini yaitu garam dan air. Walaupun dikatakan reaksi netralisasi tapi kenyataannya garam yang terbentuk tidak selalu bersifat netral. Beberapa asam dan basa yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada tabel.
Nama Rumus molekul Terdapat dalam
Asam asetat  Asam askorbat
Asam sitrat
Asam karbonat
Asam klorida
Asam nitrat
Asam fosfat
Asam tartrat
Asam malat
Asam format
Asam laktat
Asam benzoat
CH3COOH  C6H8O6
C6H8O7
H2CO3
HCl
HNO3
H3PO4
C4H6O6
C4H6O5
HCOOH
C3H6O3
C6H5COOH
Cuka dapur  Jeruk, tomat, sayuran
Jeruk atau vitamin C
Minuman berkarbonasi
Asam lambung
Pupuk
Deterjen, pupuk
Anggur
Apel
Sengatan lebah
Keju
Bahan pengawet makanan
Nama Rumus molekul Digunakan pada
Alumunium hidroksida AI(OH)3 Deodorant dan antasida
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 Plester
Magnesium Hidroksida Mg(OH)2 Antasida
Natrium Hidroksida NaOH Pembersih saluran pipa, penyerap gas CO2 dalam laboratorium
Kalium Hidroksida  Ammonium Hidroksida KOH  NH4OH Pembuatan sabun  Pelarut desinfektan




Contoh Soal dan Pembahasan Mengenai Asam, Basa dan Larutan Penyangga

Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga

Persamaan ionisasi air
H2O <=> H+ + OH‾
Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K) ditulis sebagai berikut.
clip_image002
K [H2O] = [H+] [OH‾]
Kw = [H+] [OH]
pada temperatur 25 °C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14
Artinya pada temperatur 25 °C dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H+ dan 10-7 ion OH‾.
Contoh Soal 1
Berapa konsentrasi H+ dan OH dalam 500 mL larutan HCl 0,1 M?
Jawab
HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)
Perbandingan koefisien = 1 : 1 : 1
clip_image004
Konsentrasi OH dalam HCl 0,1 M adalah
[H+] [OH] = 10–14 M
0,1 M [OH] = 10–14 M
clip_image006

OKSIDATOR DALAM LABORATORIUM (ION PERMANGANANAT, ION KROMAT DAN ION KROMAT)

BEBERAPA OKSIDATOR DALAM LABORATORIUM (ION PERMANGANANAT, ION KROMAT DAN ION KROMAT)

 Dalam laboratorium terdapat beberapa zat yang dapat digunakan sebagai oksidator. Oksidator yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi. Umumnya unsur-unsur nonlogam merupakan oksidator yang baik karena memiliki keelektronegatifan tinggi sehingga mudah menangkap atau menarik elektron kearah dirinya. Walaupun demikian tidak selalu digunakan unsur dalam semua reaksi kimia.
Dalam laboratorium terutama reaksi redoks yang dilangsungkan dalam bentuk larutan yang biasa digunakan sebagai oksidator adalah ion permangananat (MnO4-), ion kromat (CrO42-), ion kromat (Cr2O72-). Ketiga zat tersebut merupakan oksidator yang kuat dan mudah melepas oksigen sehingga penanganannya perlu berhati-hati. Zat-zat ini harus disimpan ditempat tersendiri dan tidak boleh berada di dekat zat-zat organik karena dapat menyebabkan kebakaran.
Bila mengenai anggota segera bilas dengan air yang mengalir. Bila mengenai mata segera rendam mata dalam air, hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka mata dalam aquades yang disimpan dalam baskom atau ember besar. Setelah itu segera di bawa ke dokter atau memberi obat tetes mata. Bila sampai tertelan segera minum air sebanyak-banyaknya untuk mengencerkan zat kimia yang tertelan lalu segera di bawa ke dokter. Oleh sebab itu, dalam melakukan praktikum jangan pernah mengambil semua larutan dengan cara menyedot.


Soal Persamaan Reaksi dan Pembahasan

soal persamaan reaksi dan pembahasan

                   Untuk soal yang berkaitan dengan pereaksi pembatas, menentukan terlebih dahulu zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas, yaitu jika jumlah mol pereaksi yang diketahui dibagi koefisien pada persamaan reaksi memberikan nilai lebih kecil dibanding pereaksi lainnya, maka pereaksi tersebut merupakan pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas akan habis oleh sebab itu yang tersisa setelah reaksi berakhir bukan merupakan pereaksi pembatas dan banyaknya pereaksi lain yang bereaksi sama dengan jumlah mol pereaksi pembatas.
Beberapa cara konversi
Dari mol ke gram atau dari mol menjadi massa
clip_image002
Dari gram atau dari massa menjadi mol
clip_image004
               Mr tidak memiliki satuan yang memiliki satuan massa molar zat itu jadi ketika akan dikonfersi dari satuan ke satuan yang lain, yang digunakan adalah massa molar bukan Mr atau Ar. Massa molar memiliki satuan g/mol.


Contoh Soal
                    Suatu cuplikan senyawa MgCO3.xCaCO3 direaksikan dengan asam sulfat berlebih manghasilkan MgSO4, CaSO4, H2O dan CO2. Jika dihasilkan 2 mol gas CO2 permol MgSO4, maka berapa nilai x…?
Jawab
Langkah-langkah penyelaesaian
1. Menulis persamaan reaksinya (reaksi belum setara)
MgCO3.xCaCO3 —→ MgSO4 + CaSO4 +H2O + CO2
2. Pada soal 2 mol gas CO2 yang dihasilkan dari setiap mol MgSO4. Maka persamaan reaksinya akan menjadi
MgCO3.xCaCO3 —→ 1MgSO4 + CaSO4 +H2O + 2CO2
3. Berilah koefisien yang sesuai pada x agar jumlah atom diruas kiri dan kanan sama banyak. (biasanya atom yang langsung berkaitan atau berhubungan dengan x). Agar jumlah atom setara maka x =1. Pada reaksi ini sebenarnya telah setara sehingga langkah penyelesaiannya cukup sampai langkah nomor 2. Namun jika belum setara maka harus dilanjutkan ke langkah nomor 3.

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT : ESTER

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT : ESTER

Ester merupakan kelompok senyawa organik yang memiliki rumus umum RCOOR1. Ester termasuk turunan asam karboksilat yang gugus –OH dalam rumus RCOOH diganti oleh gugus –OR1. Dengan demikian rumus umum ester adalah
turunan asam karboksilat ester 6

TATANAMA ESTER
Pemberian nama pada ester diawali dengan menyebut nama gugus alkil atau aril yang menggantikan atom H dalam gugus –COOH pada asam asam karboksilat induknya kemudian di ikuti nama asam tersebut tanpa menyebut kata asam.
Contoh
Asam induk = CH3CH2CH2COOH
                    IUPAC = asam pentanoat
                    Trivial = asam valerat
Ester = CH3CH2CH2COOC2H5
                     IUPAC = etil pentanoat
                     Trivial = etil valerat
3-metilbutil asetat
3-metilbutil asetat
butil butanoat
Butil butanoat
benzil butanoat
Benzil butanoat
turunan asam karboksilat ester 5

KONSENTRASI LARUTAN

                   Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu seragam sehingga batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran-campuran homogen dari gas, emas dan perunggu dapat dikatakan pula sebagai larutan. Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.
                         Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai zat terlarut. Lain halnya dalam pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup jumlah gula lebih banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut.
                       Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut di dalam larutan.


1. Persen massa

clip_image002

Contoh
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.
clip_image004
b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula.
clip_image006

Fakta dan Teori Keadaan Gas


Persamaan awal mengenai perilaku gas tidaklah mudah diterangkan seperti yang kita harapkan bila diingat bahwa Torricelli dan Boyle bekerja dalam abad 17, sedangkan teori atom mengenai atom baru dikemukakan pada awal abad 18. Terdapat saran yang fantastis seperti keterangan menenai kerja barometer yang didasarkan pada kekuatan yang terbatas dari funiculus (Latin : tali kecil) yang tidak tampak, yang melekatkan diri antara puncak barometer dan permukaan merkurium.

Boyle sendiri bekerja tekun dengan dugaan menarik bahwa partikel-partikel gas mungkin mirip tepi wool domba yang lenting dan kusut. Sifat gas yang membangkitkan rasa ingin tahu yakni memuai mengisi secara seragam semua ruangan yang tersedia, merangsang argumen yang menghidupkan kembali dilema Yunani kuno. Adakah materi bersifat sinambung atau kah berpartikel-partikel, artinya apakah terus-menerus dapat dibelah ataukah terdiri dari atom-atom dan kehampaan?
Dari berbagai ciri-ciri gas para ilmuwan kuno membangun suatu gambaran teoritis yang masuk akal mengenai bangun dasar dari suatu gas. Berikut beberapa pengamatan eksperimen yang dibuat seabad yang lalu, disandingkan dengan gagasan yang didukung oleh masing-masing.

TEORI KINETIK GAS

BAB
TEORI KINETIK GAS
Contoh 13.1
Sebuah tabung silinder dengan tinggi 0,20 m dan luas
penampang 0,04 m2 memiliki pengisap yang bebas bergerak
seperti pada gambar. Udara yang bertekanan 1,01 x 105 N/m2
diisikan ke dalam tabung. Jika pengisap ditekan sehingga
tinggi silinder berisi gas menjadi 0,12 m, berapa besar tekanan
p2? Anggap bahwa temperatur gas konstan.
Penyelesaian :
Sesuai dengan Persamaan (13.1) dapat ditulis
p1V1 = p2 V2 atau p2 = V1
V2
p2 = (1,01 x 105 N/m2 )(0,020 m x 0,04 m2 )
0,12 m x 0,04 m2
= 1,7 x 105 N/m2
Contoh 13.2
Sebuah silinder mengandung 20 liter gas pada tekanan 25 x 105 Pa. Keran yang ada
pada silinder dibuka sampai tekanan turun menjadi 20 x 105 Pa dan kemudian ditutup.
Anggap bahwa suhu dijaga tetap. Berapa volume gas yang dibebaskan pada atmosfer
bertekanan 1 x 105 Pa?
Penyelesaian:
Keadaan awal : V1 = 20 L = 20 x 10-3 m3. p1 = 25 x 105 Pa
Keadaan akhir : V2 = ? p2 = 20 X 105 Pa
Gunakan rumus p1V1 = p2V2 atau V2 = p1 V1 sehingga,
p2
V2 = 25 x 105 x 20 L = 25 L pada tekanan p2 = 20 x 105 Pa
20 X 105
Gas yang keluar dari silinder adalah 25 L – 20 L = 5 L pada tekanan P2. Karena tekanan
udara luar 1 x 105 Pa, maka V yang 5 L tersebut, di udara luar menjadi sebagai
berikut:
p2 ( V) = p3 (V3) 20 x 105 (5) = 1 x 105 (V3)
V3 = 100 L
Dengan demikian volume gas yang dibebaskan 100 L.
2
http://atophysics.wordpress.com

Langkah-langkah menulis persamaan reaksi dan penyetaraannya


Perubahan kimia atau yang disebut reaksi kimia biasanya ditulis dalam bentuk persamaan reaksi. Dalam persamaan reaksi selalu diberi koefisien yang sesuai untuk memenuhi hukum kekekan massa dan teori atom Dalton. Salah satu postulat atom Dalton menyatakan jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi kimia biasa (tidak melibatkan reaksi fisi dan fusi) tidak berubah tetapi hanya mengalami penataan ulang. Sebenarnya hal postulat atom Dalton ini hanya menjelaskan hukum kekekalan massa.

Contoh 1
Logam aluminium bereaksi dengan gas O2 membentuk aluminium oksida. Tulislah persamaan reaksi dan penyetaraannya?
1) Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-masing spesies.
Al(s) + O2(g)→Al2O3(s)
2) Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih kompleks).
Pada reaksi di atas spesi yang lebih kompleks adalah Al2O3 = 1
3) Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1.
Koefisien Al2O3 = 1
Maka Al diruas kanan = 2
Al diruas kiri = 1
Agar jumlah atom Al pada kedua ruas sama maka Al pada ruas kiri diberi kofisien 2. Persamaan reaksinya menjadi:
2Al(s) + O2(g) → Al2O3(s)
Atom O
Koefisien Al2O3 = 1
atom O diruas kanan = 3
Jumlah atom O diruas kiri = 2
Agar jumlah atom O pada kedua ruas sama maka atom O pada ruas kiri diberi koefisien 3/2. Persamaan reaksinya menjadi:
2Al(s) + 3/2O2(g) Al2O3(s)
Agar koefisien tidak dalam bentuk pecahan koefisien pada kedua ruas dikalikan dengan satu bilangan agar diperoleh suatu bilangan bulat. Untuk memperoleh bilangan bulat maka kedua ruas dikali 2, sehingga diperoleh persamaan reaksi yang setara dengan koefisien dalam bentuk bilangan bulat:
4Al(s) + 3O2(g) 2Al2O3(s)
4) Biasanya oksigen disetarakan paling terakhir jika masih terdapat unsur-unsur lain.

Soal Latihan STOIKIOMETRI


  1. Di alam tembaga memiliki 2 isotop, Cu-63 dan Cu-65. Isotop Cu-63 memiliki kelimpahan 69,09% an massa 62,93 sma. Tentukan massa isotop Cu-65 jika massa rata-rata atom tembaga ialah 63,55 sma
Jawab:
Massa atom rata-rata= (massa isotop atom Cu-63 x kelimpahan)+(massa isotop atom Cu-65)
100
63,55 = (62,93 x 69,09) + (a x 30,91)
100
6355 = 4347,84 + 30,91 a
30,91a = 1987,16
a = 64,29 sma
  1. Urea [(NH4)2CO] digunakan sebagai pupuk. Tentukan jumlah unsur N, C, O, dan H yang terdapat dalam 1,68 x 10 4 g urea
Jawab :
1,68 x 104 g x      1 mol        = 280 mol urea
60 g/mol
  • Mol atom C =             BA C       x mol urea
BM urea
= (12 x 280 ) / 60
= 56 mol
56 mol C = ( 56 mol x 6,02 x 1023 ) atom C
= 3,371 x 1025 atom C
  • Mol atom O                =             BA O      x mol urea
BM urea
= (16 x 280 ) / 60
= 74,67 mol
56 mol C = ( 74,67 mol x 6,02 x 1023 ) atom C
= 4,4949 x 1025 atom C
  • Mol atom N                =             2 x BA N x mol urea
BM urea
= (2 x 14 x 280 ) / 60
= 130,67 mol
56 mol C = ( 130,67 mol x 6,02 x 1023 ) atom C
= 7,866 x 1025 atom C
  • Mol atom H                =             4 x BA H  x mol urea
BM urea
= (4 x 280 ) / 60
= 18,67 mol
56 mol C = ( 18,67 mol x 6,02 x 1023 ) atom C
= 1,124 x 1025 atom C

Web hosting

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls