Lemak/minyak
merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat
ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak
bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi.
Sifat alkanoat atau asam karboksilat (spec. Oil & Grease, Lipida, dsb.)
Asam – asam alifatis :
1. C1 – C10 berwujud cair
2. >C10 berwujud padat
3. Titik didih naik dengan kenaikan MR. (massa atom relatif)
4. Asam – asam suku rendah baunya keras.
5. Membentuk ikatan hidrogen
6. Kelarutan dalam air bertambah dengan bertambahnya MR.
Jenis
|
Lemak
|
Minyak
|
Ikatan rangkap
|
Sedikit
|
Banyak
|
Titik leleh
|
Tinggi
|
Rendah
|
Wujud
|
Padat
|
Cair
|
Sumber
|
Umumnya dari hewani
|
Umumnya dari tumbuhan
|
Reaktifitas
|
Tidak mudah tengik
|
Mudah tengik
|
Tabel : Perbedaan minyak dengan lemak.
Rumus lemak :
CH3(CH2)14COOH : Asam Palmitat
CH3(CH2)16COOH : Asam Stearat
Rumus minyak :
CH3(CH2)7CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Oleat
CH3(CH2)4 CH = CHCH2CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Linoleat
CH3CH2CH = CHCH2CH = CHCH2CH = CH(CH2)7 COOH : Asam Linolenat
Lemak
adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini
bereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses
terbentuknya sabun dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat
basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang bersifat
hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau alkil).
Bagian karboksil menuju air dan menghasilkan buih (kecuali pada air
sadah), sedangkan alkil (R -) menjauhi air dan membelah molekul atau
kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah
membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran. Air adalah
senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi keduanya
sukar bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk memantapkan
suatu emulsi perlu ditambahkan suatu zat emulgator atau zat pemantap,
antara lain ;
1. Ca Butirat, Ethanol.
2. Senyawa pembentuk sel liofil,protein, gum, dan gelatin.
3. Garam Fe, BaOH, SO4, Fe(OH)SO4, PbSO4, Fe2O3, Tanah liat, CaCO3, dll.
Minyak
tanah dan minyak pelumas adalah derivat dari minyak residu dan batu
bara yang berisikan karbon dan nitrogen. Minyak bisa sampai ke perairan
sebagai limbah. Sebagian besar lemak mengapung di dalam air limbah, akan
tetapi ada juga yang mengendap terbawa oleh lumpur.
Asam lemak,
bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati
atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk
hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin,
atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat
sebagai gliserida.
Perbandingan model asam stearat (C18:0, atas), asam oleat (C18:1, tengah), dan asam α-linolenat (C18:3, bawah). Posisi cis
pada ikatan rangkap dua mengakibatkan melengkungnya rantai dan mengubah
perilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini. Pelengkungan tidak
terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans.
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat
berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam
mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di
antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh
memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon
penyusunnya.
Asam
lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian.
Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin
panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin
sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan
ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah
teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam
lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan “Z”, singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan “E”, singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
Ketengikan (rancidity)
terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis
atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit
epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat
campuran dari berbagai produk ini. Asam lemak, bersama-sama
dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan
merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini
mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan
dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk
bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai
gliserida.
Kelarutannya
dalam air yang sangat kecil dengan densitas yang rendah mengakibatkan
minyak sukar mengendap. Adanya penambahan koagulan dengan kandungan alkali (basicity)
akan mengendapkan karboksilat dengan hasil samping busa. Adanya unsur
karbon lain sebagai gugus organik akan mengakibatkan bertambahnya rantai
karbon sehingga menjadi lewat jenuh membentuk ikatan rantai suku tinggi
sehingga menggumpal dengan flok yang berdensitas rendah yang akan
terapung di permukaan fluida fasa cair berbentuk granula yang akan
mengganggu estetika dan proses filtrasi.
No comments:
Post a Comment