Hukum-Hukum Dasar Kimia
Dalam
tulisan ini, kita akan mempelajari tentang beberapa hukum dasar yang berlaku
dalam menyelesaiakan soal-soal perhitungan kimia. Selain itu, kita juga akan
membahas penerapan konsep mol, stoikiometri, dan hukum dasar kimia dalam
menentukan jumlah produk yang dihasilkan serta jumlah reaktan yang dibutuhkan
dalam reaksi kimia.
Pada
tulisan sebelumnya (lihat :
Konsep Mol dan Hukum Dasar Kimia), kita
telah mempelajari aturan yang berlaku dalam penyelesaian soal perhitungan
kimia. Pada tulisan ini, kita akan mempelajari empat hukum dasar yang berlaku
dalam perhitungan kimia. Berikut adalah penjelasan masing-masing hukum dasar
kimia :
1. Hukum
Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
“massa
zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi”
Contoh :
S(s)
+ O2(g) → SO2(g)
1 mol S
bereaksi dengan 1 mol O2 membentuk 1 mol SO2. 32 gram S
bereaksi dengan 32 gram O2 membentuk 64 gram SO2. Massa
total reaktan sama dengan massa produk yang dihasilkan.
H2(g)
+ ½ O2(g) → H2O(l)
1 mol H2
bereaksi dengan ½ mol O2 membentuk 1 mol H2O. 2
gram H2 bereaksi dengan 16 gram O2 membentuk 18 gram H2O.
Massa total reaktan sama dengan massa produk yang terbentuk.
2. Hukum
Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
“perbandingan
massa unsur-unsur pembentuk senyawa selalu tetap, sekali pun dibuat dengan cara
yang berbeda”
Contoh :
S(s)
+ O2(g) → SO2(g)
Perbandingan
massa S terhadap massa O2 untuk membentuk SO2 adalah 32
gram S berbanding 32 gram O2 atau 1 : 1. Hal ini berarti, setiap
satu gram S tepat bereaksi dengan satu gram O2 membentuk 2 gram SO2.
Jika disediakan 50 gram S, dibutuhkan 50 gram O2 untuk membentuk 100
gram SO2.
H2(g)
+ ½ O2(g) → H2O(l)
Perbandingan
massa H2 terhadap massa O2 untuk membentuk H2O
adalah 2 gram H2 berbanding 16 gram gram O2 atau 1 : 8.
Hal ini berarti, setiap satu gram H2 tepat bereaksi dengan 8 gram O2
membentuk 9 gram H2O. Jika disediakan 24 gram O2,
dibutuhkan 3 gram H2 untuk membentuk 27 gram H2O.
3. Hukum
Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Hanya
berlaku pada reaksi kimia yang melibatkan fasa gas
“pada
suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas pereaksi dengan volume gas
hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana (sama dengan perbandingan
koefisien reaksinya)”
Contoh :
N2(g)
+ 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Perbandingan
volume gas sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti,
setiap 1 mL gas N2 tepat bereaksi dengan 3 mL gas H2
membentuk 2 mL gas NH3. Dengan demikian, untuk memperoleh 50 L gas
NH3, dibutuhkan 25 L gas N2 dan 75 L gas H2.
CO(g)
+ H2O(g) → CO2(g) + H2(g)
Perbandingan
volume gas sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti,
setiap 1 mL gas CO tepat bereaksi dengan 1 mL gas H2O membentuk 1 mL
gas CO2 dan 1 mL gas H2. Dengan demikian, sebanyak 4 L
gas CO membutuhkan 4 L gas H2O untuk membentuk 4 L gas CO2
dan 4 L gas H2.
4. Hukum
Avogadro
Hanya
berlaku pada reaksi kimia yang melibatkan fasa gas
“pada
suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol
yang sama”
Hukum
Avogadro berkaitan erat dengan Hukum Gay Lussac
Contoh :
N2(g)
+ 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Perbandingan
mol sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mol
gas N2 tepat bereaksi dengan 3 mol gas H2 membentuk 2 mol
gas NH3. Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien
reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 L gas N2 tepat bereaksi dengan
3 L gas H2 membentuk 2 L gas NH3. Dengan demikian, jika
pada suhu dan tekanan tertentu, 1 mol gas setara dengan 1 L gas, maka 2 mol gas
setara dengan 2 L gas. Dengan
kata lain, perbandingan mol gas sama dengan perbandingan volume gas.
Berikut
ini diberikan beberapa contoh soal serta penyelesaian perhitungan kimia yang
menggunakan hukum-hukum dasar kimia :
1.
Serbuk kalsium sejumlah 20 gram (Ar Ca = 40) direaksikan dengan 20 gram
belerang (Ar S = 32) sesuai dengan persamaan reaksi Ca + S → CaS. Zat apakah
yang tersisa setelah reaksi selesai?Berapa massa zat yang tersisa setelah
reaksi selesai?
Penyelesaian
:
Perbandingan
mol Ca terhadap S adalah 1 : 1. Hal ini berarti, setiap 40 gram Ca tepat
bereaksi dengan 32 gram S membentuk 72 gram CaS. Perbandingan massa Ca terhadap
S adalah 40 : 32 = 5 : 4.
Jika 20
gram S tepat habis bereaksi, dibutuhkan (5/4) x 20 = 25 gram Ca, untuk
membentuk 45 gram CaS. Sayangnya, jumlah Ca yang disediakan tidak mencukupi.
Oleh
karena itu, 20 gram Ca akan tepat habis bereaksi. Massa S yang diperlukan
sebesar (4/5) x 20 gram = 16 gram. Dengan demikian, zat yang tersisa adalah
belerang (S). Massa belerang yang tersisa adalah 20-16=4 gram.
2. Gas A2
sebanyak 10 mL tepat habis bereaksi dengan 15 mL gas B2 membentuk 10
mL gas AxBy pada suhu dan tekanan yang sama. Berapakah
nilai x dan y?
Penyelesaian
:
Perbandingan
volume gas A2 terhadap gas B2 dan gas AxBy
adalah 10 mL : 15 mL : 10 mL = 2 : 3 : 2. Perbandingan volume gas sama dengan
perbandingan koefisien reaksinya. Dengan demikian, persamaan reaksi menjadi :
2 A2(g)
+ 3 B2(g) → 2 AxBy
Nilai x
= 2 dan nilai y = 3.
3. Gas
amonia dapat dibuat dengan mereaksikan 100 mL gas nitrogen dan 150 mL gas
hidrogen dengan reaksi N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g).
Hitunglah volume gas amonia yang dihasilkan pada akhir reaksi!
Penyelesaian
:
Perbandingan
volume gas N2 terhadap gas H2 dan NH3 sama
dengan perbandingan koefisien reaksinya, yaitu 1 : 3 : 2.
Jika 100
ml gas N2 tepat habis bereaksi, dibutuhkan 300 mL gas H2.
Sayangnya, jumlah gas H2 yang disediakan tidak mencukupi.
Dengan
demikian, 150 mL H2 lah yang tepat habis bereaksi. Volume gas N2
yang dibutuhkan sebesar (1/3) x 150 mL = 50 mL. Setelah reaksi selesai,
masih tersisa 50 mL gas N2. Volume gas NH3 yang
dihasilkan adalah sebesar (2/3) x 150 mL = 100 mL.
4. Pada
suhu dan tekanan tertentu, sebanyak 0,5 L gas hidrogen (Ar H = 1) memiliki
massa sebesar 0,05 gram. Berapakah volume gas oksigen yang dapat dihasilkan
jika sebanyak 12,25 gram padatan KClO3 dipanaskan? (Mr KClO3 =
122,5)
Penyelesaian
:
mol H2
= gram / Mr = 0,05 / 2 = 0,025 mol
Persamaan
reaksi pemanasan KClO3 adalah sebagai berikut :
KClO3(s)
→ KCl(s) + 3/2 O2(g)
mol KClO3
= gram / Mr = 12,25 / 122,5 = 0,1 mol
Dengan demikian,
mol O2 = (3/2) x 0,1 mol = 0,15 mol
Pada
suhu dan tekanan yang sama, Hukum Avogadro berlaku pada
sistem gas. Perbandingan mol gas sama dengan perbandingan
volume gas. Dengan demikian :
mol H2
: mol O2 = volume H2 : volume O2
0,025 :
0,15 = 0,5 : volume O2
Volume O2
= ( 0,15 x 0,5) / 0,025 = 3 L
5. Suatu
campuran gas terdiri atas 2 mol gas N2O3 dan 4 mol gas
NO. Jika campuran gas ini terurai sempurna menjadi gas nitrogen dan gas
oksigen, berapakah perbandingan volume gas nitrogen terhadap gas hidrogen dalam
campuran tersebut?
Penyelesaian
:
Persamaan
reaksi penguraian masing-masing gas adalah sebagai berikut :
N2O3(g)
→ N2(g) + 3/2 O2(g)
NO(g)
→ ½ N2(g) + ½ O2(g)
Sebanyak
2 mol gas N2O3 akan terurai dan menghasilkan 2 mol gas N2
dan 3 mol gas O2. Sementara itu, sebanyak 4 mol gas NO akan
terurai dan menghasilkan 2 mol gas N2 dan 2 mol gas O2.
Dengan
demikian, mol total gas N2 yang terbentuk adalah 2 + 2 = 4 mol N2.
Mol total gas O2 yang terbentuk adalah 3 + 2 = 5 mol O2.
Perbandingan mol gas sama dengan perbandingan volume gas. Jadi, perbandingan
volume gas nitrogen terhadap gas hidrogen dalam campuran tersebut adalah 4 : 5.
Referensi:
Andy.
2009. Pre-College Chemistry.
Chang,
Raymond. 2007. Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Konsep Mol dan Hukum Dasar Kimia
Dalam
tulisan ini, kita akan mempelajari konsep mol, konsep persamaan reaksi kimia,
menggunakan konsep mol dalam menentukan jumlah produk yang dihasilkan oleh
suatu reaksi kimia, menuliskan rumus empiris dan rumus molekul senyawa kimia,
serta menggunakan konsep pereaksi pembatas dalam menyelesaikan soal perhitungan
kimia.
Dalam
kimia, perhitungan jumlah partikel, seperti atom dan molekul, umumnya
melibatkan bilangan yang sangat besar. Untuk menghitungnya secara efisien dan
cepat, kita perlu mengetahui berapa bobot (massa) setiap atom dan molekul.
Bobot (massa) setiap atom dapat dilihat pada tabel periodik. Sementara, untuk menentukan
bobot (massa) suatu molekul, dapat dilakukan dengan menambahkan bobot (massa)
setiap atom dalam senyawa tersebut. (lihat :
Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Mol)
Bobot
(massa) setiap atom dapat ditemukan dalam tabel periodik, sehingga massa suatu
molekul dapat diperoleh dengan cara menambahkan massa setiap atom di dalam
senyawa tersebut. Sebagai contoh, amonia, NH3, tersusun atas
tiga atom hidrogen dan satu atom nitrogen. Dengan melihat pada tabel periodik,
kita dapat melihat bahwa massa satu atom hidrogen sama dengan 1,008 sma dan
massa satu atom nitrogen adalah 14,00 sma. Dengan demikian, massa satu molekul
amonia dapat diperoleh dengan menjumlahkan massa tiga atom hidrogen dan massa
satu atom nitrogen.
Mr NH3
= 3 x Ar H + 1 x Ar N = 3 x 1,008 + 1 x 14,00 = 17,024 sma
Contoh
lain, pada tabel periodik, kita dapat melihat bahwa massa satu atom tembaga
adalah 63,55 sma dan massa satu atom belerang adalah 32,07 sma. Sementara,
massa satu atom oksigen adalah 16,00 sma, sedangkan massa satu atom hidrogen
adalah 1,008 sma. Dengan demikian, massa satu molekul CuSO4.5H2O
adalah sebagai berikut:
Mr CuSO4.5H2O
= 1 x Ar Cu + 1 x Ar S + 4 x Ar O + 5 x Mr H2O
= 1 x Ar
Cu + 1 x Ar S + 4 x Ar O + 5 x (2 x Ar H + 1 X Ar O)
= 1 x
63,55 + 1 x 32,07 + 4 x 16,00 + 5 x (2 x 1,008 + 1 x 16,00)
=
249,700 sma
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita menggunakan istilah tertentu untuk menyatakan jumlah.
Sebagai contoh, istilah sepasang menyatakan jumlah
sebanyak 2; satu lusin setara dengan 12;
dan satu rim
sama dengan 500. Masing-masing istilah tersebut adalah satuan
untuk pengukuran dan hanya sesuai untuk benda tertentu. Tidak pernah kita
membeli satu rim anting-anting atau satu pasang kertas.
Demikian
halnya dalam ilmu kimia. Ketika para ilmuwan membicarakan tentang atom dan
molekul, dibutuhkan satuan yang sesuai dan dapat digunakan untuk ukuran atom
dan molekul yang sangat kecil. Satuan ini disebut mol.
Kata mol
mewakili suatu bilangan, yaitu 6,022 x 1023, yang umumnya disebut
sebagai bilangan Avogadro. Nama
ini diberikan menurut nama Amedeo Avogadro, seorang
ilmuwan yang meletakkan dasar untuk prinsip mol. (lihat :
Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Mol)
Bilangan
Avogadro merupakan bilangan tertentu untuk sesuatu dan
umumnya, sesuatu itu
adalah atom dan molekul. Dengan demikian, mol berhubungan dengan dunia
mikroskopis atom dan molekul. Mol juga berhubungan dengan dunia makroskopis,
yaitu bobot (massa). Satu mol adalah
jumlah partikel yang terdapat dalam tepat 12 gram atom C-12. Jadi,
12 gram atom C-12 tepat mengandung 6,022 x 1023 atom C-12, yang juga
merupakan satu mol atom C-12. Untuk unsur lainnya, satu mol
adalah bobot atom yang dinyatakan dalam gram. Untuk senyawa, satu mol
adalah bobot molekul (senyawa) dalam satuan gram. (lihat :
Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Mol)
Massa
molekul relatif (Mr) air adalah 18,015 sma. Oleh karena satu mol
adalah bobot molekul (senyawa) dalam satuan gram, maka dapat
dikatakan bahwa satu mol air setara dengan 18,015 gram air.
Kita juga dapat mengatakan bahwa di dalam 18,015 gram air terdapat 6,022 x 1023molekul
air. Satu mol air tersusun oleh dua mol hidrogen dan
satu mol oksigen.
Mol
adalah jembatan yang menghubungkan antara dunia mikroskopis dan makroskopis.
Hubungan antara bilangan Avogadro, mol,
dan bobot
(massa) atom/molekul adalah sebagai berikut :
6,022 x
1023 partikel ↔ mol ↔ bobot (massa) atom
atau molekul (gram)
Sebagai
contoh, banyak molekul air yang terdapat di dalam 5,50 mol air adalah sebanyak
5,50 mol x 6,022 x 1023 molekul/mol = 3,31 x 1024 molekul
air. Sementara, jumlah mol air di dalam 25 gram air adalah sebanyak 25 gram
/18,015 gram.mol-1 = 1,39 mol air.
Konsep mol
dapat digunakan untuk menghitung rumus empiris suatu senyawa. Rumus
empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan paling sederhana mol
unsur-unsur pembentuk senyawa. Rumus empiris suatu senyawa
dapat ditentukan melalui data komposisi persentase tiap unsur
yang menyusun senyawa tersebut. Komposisi persentase merupakan
persentase berdasarkan bobot (massa) setiap unsur dalam senyawa tersebut.
Penentuan
komposisi persentase unsur merupakan salah satu dari analisis pertama yang
dilakukan oleh para kimiawan saat mempelajari senyawa baru. Sebagai contoh,
suatu senyawa mempunyai persentase massa unsur sebagai berikut : 26,4% Na,
36,8% S, dan 36,8% O. Kita dapat mengasumsikan massa senyawa sebesar 100 gram (basis
persentase adalah per 100), sehingga persentase tersebut dapat
digunakan sebagai massa unsur. Dengan demikian, mol masing-masing unsur dapat
ditentukan.
mol Na =
26,4 gram / 22,99 gram.mol-1 = 1,15 mol Na
mol S =
36,8 gram / 32,07 gram.mol-1 = 1,15 mol S
mol O =
36,8 gram / 16,00 gram.mol-1 = 2,30 mol O
Rumus
empiris senyawa tersebut adalah Na1,15S1,15O2,30.
Angka subskrip pada rumus kimia harus merupakan bilangan bulat. Dengan
demikian, setelah masing-masing angka tersebut dibagi dengan 1,15, akan
diperoleh rumus NaSO2. Senyawa tersebut dikatakan memiliki rumus
empiris NaSO2. Massa molekul relatif (Mr) untuk rumus
empiris tersebut adalah 22,99 + 32,07 + 2(16,00) = 87,06
gram/mol.
Pada
percobaan lain, telah diketahui berdasarkan analisis spektromassa, bahwa
senyawa tersebut memiliki bobot (massa) molekul sebesar 174,12 gram/mol. Bobot
(massa) molekul suatu senyawa menunjukkan jenis dan jumlah masing-masing unsur
yang menyusun senyawa tersebut, bukan perbandingan paling sederhana.
Dengan demikian, rumus molekul (formula) suatu
senyawa merupakan kelipatan dari rumus empiris senyawa
bersangkutan. Dengan membagi 174,12 gram dengan 87,06 gram (membagi
bobot (massa) molekul sesungguhnya dengan bobot (massa) molekul relatif),
diperoleh angka dua. Hal ini berarti, rumus molekul (formula) adalah
dua kali rumus empirisnya. Rumus
molekul (formula) senyawa tersebut sesungguhnya adalah (NaSO2)2
= Na2S2O4.
Reaksi
kimia adalah proses perubahan dari suatu zat menjadi
zat baru. Untuk mempelajari perubahan yang terjadi di dalam reaksi kimia, para
ahli kimia biasanya menggunakan notasi (simbol) dan dinyatakan dalam persamaan
reaksi kimia. Persamaan reaksi kimia menggunakan
notasi kimia (simbol kimia) untuk memperlihatkan proses yang terjadi selama reaksi
kimia berlangsung. Seorang kimiawan menggunakan sesuatu yang
disebut reaktan dan membuat sesuatu yang
baru dari reaktan tersebut (disebut produk).
Sebagai
contoh, reaksi yang terjadi pada Proses Haber, suatu metode
untuk menghasilkan gas amonia (NH3) dari gas nitrogen (N2)
dan gas hidrogen (H2), adalah sebagai berikut :
N2(g)
+ 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Reaksi
tersebut dapat dibaca sebagai berikut : satu molekul gas nitrogen bereaksi dengan tiga
molekul gas hidrogen menghasilkan dua molekul gas amonia.
1
molekul N2(g) + 3 molekul H2(g) → 2 molekul
NH3(g)
1 lusin
molekul N2(g) + 3 lusin molekul H2(g) → 2
lusin molekul NH3(g)
1000
molekul N2(g) + 3000 molekul H2(g) → 2000
molekul NH3(g)
1 juta
molekul N2(g) + 3 juta molekul H2(g) → 2 juta
molekul NH3(g)
1 x
6,022 x 1023 molekul N2(g) + 3 x 6,022 x 1023
molekul H2(g) → 2 x 6,022 x 1023 molekul NH3(g)
1 mol
molekul N2(g) + 3 mol molekul H2(g) → 2 mol
molekul NH3(g)
Ternyata
koefisien
reaksi pada persamaan reaksi kimia yang
telah disetarakan tidak hanya menyatakan jumlah atom dan molekul, tetapi ini
juga menyatakan jumlah mol. Dengan mengetahui massa
molekul relatif (Mr) dari reaktan dan produk, jumlah reaktan yang
dibutuhkan dan jumlah produk yang dihasilkan dapat
ditentukan. Sebagai contoh, lihatlah kembali persamaan kimia pada Proses
Haber.
N2(g)
+ 3 H2(g) → 2 NH3(g)
1 mol N2(g)
+ 3 mol H2(g) → 2 mol NH3(g)
1 mol N2
= 1 mol x 28,00 gram/mol = 28,00 gram
3 mol H2
= 3 mol x 2,016 gram/mol = 6,048 gram
2 mol NH3
= 2 mol x 17,024 gram/mol = 34,048 gram
Dengan
mengetahui hubungan massa antara reaktan dan produk,
kita dapat mengerjakan soal-soal stoikiometri. Stoikiometri
adalah studi kuantitatif mengenai jumlah reaktan dan
produk yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri
pada persamaan kimia menyatakan
hubungan massa.
Pada persamaan
reaksi Proses Haber, terlihat bahwa satu mol gas nitrogen dapat
bereaksi dengan tiga mol gas hidrogen untuk menghasilkan dua mol gas amonia.
Misalkan kita ingin mengetahui jumlah gram gas amonia yang dapat dihasilkan
dari reaksi 75 gram gas nitrogen dengan gas hidrogen berlebih. Kuncinya
adalah konsep mol. Koefisien pada reaksi yang telah disetarakan
tidak hanya menunjukkan jumlah setiap atom atau molekul saja, tetapi juga
jumlah mol.
Pertama,
kita dapat mengubah 75 gram gas nitrogen menjadi mol gas nitrogen. Kemudian
kita dapat menggunakan nisbah (perbandingan) mol gas amonia terhadap mol gas
nitrogen dari persamaan reaksi yang
telah disetarakan, untuk mendapatkan jumlah mol gas amonia. Akhirnya, kita
mendapatkan mol amonia dan mengubahnya menjadi bentuk gram. Persamaannya adalah
sebagai berikut :
Massa NH3
= (75 gram N2/28,00 gram N2.mol-1 N2)
x (2 mol NH3/1 mol N2) x (17,024 gram NH3/mol
NH3)
= 91,2
gram NH3
Nisbah
(perbandingan) mol NH3 terhadap mol N2 disebut sebagai nisbah
(perbandingan) stoikiometri. Nisbah ini dapat digunakan untuk
mengubah mol suatu bahan pada persamaan reaksi menjadi mol
bahan lainnya.
Secara
umum, berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan soal stoikimoetri
:
- Tuliskan terlebih dahulu persamaan reaksi kimia yang telah disetarakan
- Ubahlah satuan reaktan dari gram atau satuan lainnya menjadi satuan mol
- Gunakan nisbah stoikiometri untuk menentukan jumlah mol produk yang terbentuk
- Ubahlah mol produk yang dihasilkan menjadi satuan gram atau satuan lainnya
Sebagai
contoh, berikut ini adalah reaksi reduksi karat (Fe2O3)
menjadi logam besi dengan menggunakan karbon (kokas). Persamaan
reaksi kimia setaranya adalah sebagai berikut :
2 Fe2O3(s)
+ 3 C(s) → 4 Fe(s) + 3 CO2(g)
Pada
contoh ini, bobot (massa) molekul relatif dari setiap bahan adalah sebagai
berikut :
Fe2O3
: 159,69 gram/mol
C :
12,01 gram/mol
Fe
: 55,85 gram/mol
CO2
: 44,01 gram/mol
Misalkan,
kita ingin menentukan berapa gram karbon yang diperlukan untuk tepat bereaksi
dengan 1 kilogram karat besi. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah
mengubah kilogram karat besi menjadi gram karat besi, kemudian mengubahnya
menjadi mol karat besi. Langkah berikutnya, kita menggunakan nisbah
stoikiometri untuk mengubah dari mol karat besi menjadi mol
karbon. Akhirnya, setelah mendapatkan mol karbon, massa karbon dapat ditentukan
dengan menggunakan massa atom relatif karbon.
1
kilogram Fe2O3 = 1000 gram Fe2O3
Mol Fe2O3
= 1000 gram/159,69 gram.mol-1 = 6,262 mol Fe2O3
Nisbah
stoikiometri C terhadap Fe2O3 adalah 3 : 2
Mol Fe2O3
: Mol C = Koefisien reaksi Fe2O3 :
Koefisien reaksi C
6,262 :
Mol C = 2 : 3
Mol C =
3/2 x Mol Fe2O3 = 3/2 x 6,262 mol = 9,393 mol C
Massa C
= mol C x Ar C = 9,393 mol Cx 12,01 gram C/mol C = 112,8 gram C
Kita
juga dapat menghitung jumlah atom karbon yang digunakan untuk bereaksi dengan 1
kilogram karat besi. Pada dasarnya, perhitungan yang digunakan sama, tetapi
pada tahap pengubahan mol karbon menjadi gram karbon, diganti dengan pengubahan
mol karbon menjadi atom karbon dengan menggunakan bilangan
Avogadro.
Jumlah
Atom C = mol C x Bilangan Avogadro = 9,393 mol C x 6,022 x 1023 atom
C/mol C
= 5,656
x 1024 atom C
Selanjutnya,
kita ingin menentukan berapa gram besi yang dihasilkan dari reaksi 1
kilogram karat besi. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mengubah
kilogram karat besi menjadi gram karat besi, kemudian mengubahnya menjadi mol
karat besi. Langkah berikutnya, kita menggunakan nisbah
stoikiometri untuk mengubah dari mol karat besi menjadi mol
besi. Akhirnya, setelah mendapatkan mol besi, massa besi dapat ditentukan
dengan menggunakan massa atom relatif besi.
1
kilogram Fe2O3 = 1000 gram Fe2O3
Mol Fe2O3
= 1000 gram/159,69 gram.mol-1 = 6,262 mol Fe2O3
Nisbah
stoikiometri Fe terhadap Fe2O3 adalah 4 : 2
Mol Fe2O3
: Mol Fe = Koefisien reaksi Fe2O3 :
Koefisien reaksi Fe
6,262 :
Mol Fe = 2 : 4
Mol Fe =
4/2 x Mol Fe2O3 = 4/2 x 6,262 mol = 12,524 mol Fe
Massa Fe
= mol Fe x Ar Fe = 12,524 mol Fe x 55,85 gram Fe/mol Fe = 699,47 gram Fe
Dengan
demikian, kita dapat meramalkan bahwa pada akhir reaksi, 1 kilogram karat besi
dapat menghasilkan 699,47 gram logam besi. Namun, bagaimana jika setelah
melakukan reaksi ini, kita hanya mendapatkan 525 gram logam besi? Ada beberapa
alasan sehingga kita mendapatkan hasil yang jauh lebih kecil dari yang kita
harapkan. Misalkan, reaktan yang digunakan tidak murni. Atau mungkin saja
teknik reaksi yang digunakan tidak begitu baik. Tidak menutup kemungkinan,
reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan (reversibel, lihat :
Kesetimbangan Kimia), sehingga kita tidak akan pernah memperoleh
hasil 100% dari perubahan reaktan menjadi produk.
Efisiensi
suatu reaksi kimia dapat ditentukan melalui perhitungan persentase
hasil. Hampir di semua reaksi, kita akan mendapatkan hasil yang
lebih sedikit dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar
reaksi merupakan reaksi kesetimbangan (lihat :
Kesetimbangan Kimia) atau karena adanya beberapa kondisi
reaksi yang menyebabkan reaksi tidak berjalan sempurna. Para kimiawan dapat
memperoleh efisiensi reaksi dengan menghitung persentase hasil sebagai
berikut :
Persentase
hasil = (hasil sesungguhnya/hasil teoritis) x 100%
Hasil
sesungguhnya adalah berapa banyak produk yang diperoleh setelah reaksi selesai.
Hasil teoritis adalah berapa banyak produk yang diperoleh berdasarkan
perhitungan stoikiometri. Perbandingan dari kedua hasil ini memberikan
penjelasan tentang seberapa efisien reaksi tersebut. Pada contoh sebelumnya,
hasil teoritis logam besi adalah 699,47 gram. Sedangkan hasil sesungguhnya
adalah 525 gram. Oleh karena itu, persentase hasilnya adalah :
% hasil
= (525 gram/699,47 gram) x 100% = 75,05%
Persentase
hasil 75% bukan merupakan hasil yang terlalu buruk. Akan tetapi, para kimiawan
dan insinyur kimia lebih senang mendapatkan hasil yang lebih besar dari 90%.
Salah satu industri yang menggunakan Proses Haber memiliki
persentase hasil yang lebih dari 99%.
Pada
beberapa reaksi kimia, reaktan yang disediakan tidak
selalu sesuai dengan nisbah stoikiometrinya. Hal ini
berarti, kita akan kehabisan salah satu reaktan dan masih menyisakan reaktan lainnya.
Reaktan
yang habis terlebih dahulu dikenal dengan istilah pereaksi
pembatas. Pereaksi pembatas menentukan
jumlah produk yang
akan dihasilkan oleh suatu reaksi kimia. Berikut ini kita akan membahas
bagaimana cara menentukan pereaksi pembatas melalui
contoh berikut :
4 NH3(g)
+ 5 O2(g) → 4 NO(g) + 6 H2O(l)
Kita
mulai dengan 100 gram gas amonia yang direaksikan dengan 100 gram gas oksigen. Reaktan manakah
yang merupakan pereaksi pembatas? Berapakah
gram gas nitrogen monoksida (NO) yang dapat dihasilkan?
Untuk
menentukan reaktan mana yang merupakan pereaksi
pembatas, kita dapat menggunakan nisbah (perbandingan) mol terhadap koefisien
reaksinya. Kita menghitung jumlah mol masing-masing dan
kemudian dibagi dengan koefisien reaksinya masing-masing berdasarkan persamaan
reaksi kimia yang telah disetarakan. Nisbah
mol terhadap koefisien yang terkecil merupakan pereaksi pembatas.
Mol NH3
= 100 gram/17,024 gram.mol-1 = 5,874 mol
Mol NH3/koefisien
NH3 = 5,874/4 = 1,468
Mol O2
= 100 gram/32,00 gram.mol-1 = 3,125 mol
Mol O2/koefisien
O2 = 3,125/5 = 0,625
Gas
amonia mempunyai nisbah mol terhadap koefisien sebesar 1,468. Sementara, gas
oksigen mempunyai nilai nisbah 0,625. Dengan demikian, gas oksigen merupakan pereaksi
pembatas. Perhitungan produk yang akan dihasilkan bergantung
pada mol gas oksigen.
Nisbah
stoikiometri NO terhadap O2 adalah 4 : 5
Mol O2
: Mol NO = Koefisien reaksi O2 : Koefisien
reaksi NO
3,125 :
Mol NO = 5 : 4
Mol NO =
4/5 x Mol O2 = 4/5 x 3,125 mol = 2,5 mol NO
Massa NO
= mol NO x Ar NO = 2,5 mol NO x 30,00 gram NO/mol NO = 75,00 gram NO
Nilai
75,00 gram NO merupakan hasil teoritis. Jika hasil sesungguhnya adalah 70,00
gram, persentase
hasil reaksi tersebut adalah sebesar (70,00 gram/75,00 gram) x
100 % = 93,33%.
Kita
juga dapat menghitung berapa banyak gas amonia yang tersisa. Perhitungan mol
gas amonia yang digunakan dalam reaksi bergantung pada mol gas oksigen sebagai pereaksi
pembatas.
Nisbah
stoikiometri NH3 terhadap O2 adalah 4 : 5
Mol O2
: Mol NH3 = Koefisien reaksi O2 :
Koefisien reaksi NH3
3,125 :
Mol NH3= 5 : 4
Mol NH3
= 4/5 x Mol O2 = 4/5 x 3,125 mol = 2,5 mol NH3
Massa NH3
= mol NH3 x Ar NH3 = 2,5 mol NH3 x 17,024 gram
NH3/mol NH3 = 42,56 gram NH3
Dengan
demikian, jumlah gas amonia yang tersisa (tidak digunakan) adalah sebanyak 100
gram – 42,56 gram = 57,44 gram.
Referensi:
Andy.
2009. Pre-College Chemistry.
Chang,
Raymond. 2007. Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.
BAHAN AJAR
(9)
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas /
Semester : X / 1
Standar Kompetensi :
2.
Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri)
Kompetensi
Dasar :
2.2 Membuktikan
dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui data percobaan
serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
Indikator
:
2.2.1
Membuktikan hukum lavoisier melalui data percobaan
2.2.2
Membuktikan hukum Proust melalui data percobaan
2.2.3
Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum
perbandingan (hukum Dalton)
2.2.4
Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan Volum (hukum
Gay Lussac)
2.2.5
Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum-hukum Avogadro
Alokasi Waktu : 6 JP
Tujuan Pembelajaran :
Membuktikan hukum-hukum dasar kimia dengan cara
menafsirkan data-data percobaan
Materi
Pokok
: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
Materi
Ajar
:
A.
Hukum kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
B.
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
C.
Hukum Kelipatan Berganda ( Hukum Dalton)
D.
Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)
E.
Hipotesis Avogadro
URAIAN MATERI
A.
Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) melakukan
beberapa penelitian terhadap terhadap proses pembakaran beberapa zat. Dalam
percobaan tersebut diamati proses reaksi antara raksa (merkuri) dengan oksigen
untuk membentuk merkuri oksida yang berwarna merah dan diperoleh data sebagai
berikut:
Logam Merkuri + gas oksigen
→ merkuri oksida
530
gram 42,4
gram
572, 4 gram
Jika merkuri oksida dipanaskan akan
menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen
Merkuri oksida
→ logam merkuri + gas
oksigen
572,4
gram
42,4 gram
530 gram
Dari hasil percobaan itu, maka Lavoisier
mengemukakan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoisier yang menyatakan bahwa:
Didalam suatu
reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Contoh:
1.
logam magnesium seberat 4 gram dibakar dengan gas oksigen akan menghasilkan
magnesium oksida padat. Jika massa oksigen yang digunakan 6 gram, berapakah
massa magnesium oksida yang dihasilkan?
Jawab:
Logam
magnesium + gas oksigen
→ magnesium oksida
4 gram
6 gram
10 gram
2.
Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram
senyawa besi(II)sulfida. Berapa gram logam besi yang telah bereaksi?
Jawab:
Logam Besi
+
belerang
→ besi(II)sulfida
. .
.
. . .
. . .
. . .
gram
. . .
gram
. . . gram
B.
HukumPerbandingan Tetap (Hukum Proust)
Joseph Proust (1754-1826) melakukan eksperimen,
yaitu mereaksikan unsur hidrogen dan unsur oksigen.
Hasil eksperimen Proust
Massa hidrogen yang direaksikan
(gram)
|
Massa oksigen yang direaksikan
(gram)
|
Massa air
yangterbentuk
(gram)
|
Sisa hidrogen atau oksigen
(gram)
|
Perbandingan
Hidrogen : oksigen
|
1
2
1
2
|
8
8
9
16
|
9
9
9
18
|
0
1 gram hidrogen
1 gram oksigen
0
|
1 : 8
1 : 8
1 : 8
1 ; 8
|
Ia menemukan bahwa unsur hidrogen dan unsur
oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air dengan perbandingan massa yang
selalu tetap, yakni 1 : 8
Massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8
Contoh:
1.
Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa
magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut:
Massa magnesium
(gram)
|
Massa oksigen
(gram)
|
Massa
magnesium oksida
(gram)
|
Sisa magnesium atau oksigen
(gram)
|
45
12
6
45
|
8
20
40
16
|
20
20
10
40
|
33 gram magnesium
12 gram oksigen
36 gram oksigen
21 gram magnesium
|
Apakah data diatas menunjukkan berlakunya hukum
perbandingan tetap (Proust)?. Jika berlaku berapa perbandingan massa magnesium
dan oksigen dalam senyawa magnesium oksida?
Jawab:
Massa magnesium
(gram)
|
Massa oksigen
(gram)
|
Massa
magnesium oksida
(gram)
|
Perbandingan
Magnesium : oksigen
|
12
12
6
24
|
8
8
4
16
|
20
20
10
40
|
3 : 2
3 : 2
3 : 2
3 : 2
|
2.
Perbandingan massa unsur oksigen dan hidrogen dalam senyawa air adalah 8 : 1.
Jika 100 gram unsur oksigen dan 3 gram unsur hidrogen bergabung membentuk
senyawa (air), berapa massa air yang dihasilkan?, apakah ada zat yang
bersisa? Kalau ada berapakah jumlahnya?
|
Jawab:
Massa O : Massa H
8
: 1
Mula-mula 100
gram 3 gram
Bereaksi
24 gram 3 gram
Bersisa 76
gram –
Massa air yang
terbentuk = 24 + 3 = 27 gram
Zat yang bersisa
adalah oksigen sebayak 76 gram
C.
Hukum Kelipatan Berganda (Hukum Dalton)
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh
para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat membentuk lebih dari 1 jenis senyawa.
Salah seorang diantaranya adalah John Dalton (1766-1844). Dalton mengamati
adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa.
Hasil percobaan Dalton
Jenis senyawa
|
Massa nitrogen yang direaksikan
|
Massa oksigen yang direaksikan
|
Massa senyawa yang terbentuk
|
Nitrogen monoksida
Nitrogen dioksida
|
0,875 gram
1,75 gram
|
1,00 gram
1,00 gram
|
1, 875 gram
2,75 gram
|
|
Dengan massa oksigen sama, ternyata
perbandingan massa nitrogen dalam senyawa nitrogen di oksida dan nitrogen
monoksida adalah …..
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen
dioksida
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen monoksida
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton
menemukan Hukum Kelipatan berganda (Hukum Dalton) yang berbunyi:
Jika dua unsur bergabung membentuk lebih dari
satu jenis senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur-unsur dalam senyawa
tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan
massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana.
Contoh:
- Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon yang direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen yang divariasi. Diakhir reaksi, ia memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi pada senyawa kedua adalah 27,3c% dan 72,2%. Tunjukkan bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini sesuai dengan Hukum kelipatan Berganda?
Jawab:
Umpama terdapat 100 gram senyawa I dan 100 gram
senyaw II
Jenis senyawa
|
Massa senyawa
|
Massa karbon
|
Massa oksigen
|
Massa karbon : massa oksigen
|
Senyawa I
Senyawa II
|
100 gram
100 gram
|
42,9 gram
27,3 gram
|
57,1 gram
72,7 gram
|
42,9 : 57,1 = 1
: 1,33
27,3 : 72,7 = 1
: 2,66
|
Perbandingan massa oksigen dalam kedua
senyawa =
|
Perbandingan oksigen dalam senyawa II
Perbandingan oksigen dalam senyawa I
Perbandingan massa oksigen dalam kedua
senyawatersebut adalah bilangan bulat sederhana, sesuai dengan Hukum
Kelipatan Berganda
- Reaksi antara unsur belerang dan unsur oksigen menghasilkan dua jenis senyawa dengan komposisi seperti tertera pada tabel berikut. Tunjukkan bahwa perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa sesuai dengan hukum kelipatan Perbandingan.
Jenis senyawa
|
Unsur belerang
|
Unsur oksigen
|
Senyawa I
Senyawa II
|
50%
40%
|
50%
60%
|
Jawab :
Jenis senyawa
|
Unsur belerang
|
Unsur oksigen
|
Perb. Belerang : oksigen
|
Jika oksigen tetap
|
Senyawa I
Senyawa II
|
50%
40%
|
50%
60%
|
1 : 1
2 : 3
|
2 : 2
2 : 3
|
Jika belerangnya tetap, perbandingan massa
oksigen dalam senyawa II dan senyawa I adalah 2 :
3
D.
Hukum Perbandingan Volume (hukum Gay Lussac)
Dikemukakan oleh Joseph Gay Lussac (1778-1850),
ia berhasil melakukan eksperimen terhadap sejumlah gas dan memperoleh data
sebagai berikut:
2 liter gas hidrogen + 1 liter gas
oksigen → 2 liter uap air
1 liter gas nitrogen + 3 liter gas
hidrogen → 2 liter gas amonia
1 liter gas hidrogen + 1 liter gas
hidrogen → 2 liter gas hidrogen klorida
Dari percobaan ini gay Lussac merumuskan hukum
perbandingan Volume yang berbunyi:
Pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas-gas
yang bereaksi dan volum gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat
sederhana
Jika dihubungkan dengan koefisien reaksi, maka
Hidrogen
+ oksigen → uap air
H2
+ O2
→ H2O
Setarakan
: 2 H2
+ O2
→ 2H2O
Perb. Koef
:
2
:
1
: 2
Gay lussac
: 2 liter
: 1 liter
: 2 liter
Perb. Volum
:
2 :
1
: 2
Kesimpulan :
Perb. Koef = perb. Volume
=
Contoh:
1.
Pada reaksi: N2 (g) + 3 H2
(g) → 2 NH3 (g), apabila
tiap-tiap gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama, bagaimanakah perbandingan
gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi?
Jawab :
N2
(g) + 3 H2 (g)
→ 2 NH3 (g)
Perb. Koef :
1 :
3
: 2
Perb.volume :
1 :
3
: 2
2.
Gas hidrogen yang volum nya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang
volumnya 10liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi:
H2
(g)
+ O2
(g) → H2O
(g)
Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama,
berapa volum maksimum uap air yang dapat dihasilkan?
Jawab:
H2
(g)
+ O2
(g) → H2O
(g)
Setarakan : 2H2
(g) +
O2 (g) → 2 H2O
(g)
Perb. Koef
:
2
:
1 :
2
Volume
: 10
liter :
10 liter
?
Bereaksi
: . .
.
. . .
. . .
E.
Hipotesis Avogadro
Hasil percobaan Gay Lussac menunjukkan:
1
Volum hidrogen + 1 volum klorin
→ 2 volum hidrogen klorida,
1
liter hidrogen + 1
liter klorin → 2 liter hidrogen klorida,
jika dianggap atom maka,
1 atom
hidrogen + 1 atom korin
→ 2 atom hidrogen klorida,
jika diterapkan pada hidrogen dan oksigen,
maka…
2 volum
hidrogen + 1 volum oksigen → 2 volum
air,
2 liter
hidrogen + 1 liter
oksigen → 2 liter air,
1 liter
hidrogen + ½ liter oksigen
→ 1 liter air, jika dianggap atom, maka
1 atom
hidrogen + ½ atom hidrogen → 1
atom air
Konsep setengah atom bertentangan dengan teori atom dalton, untuk menghindari
hal tesebut amanda avogadro mengusulkan,
Gas hidrogen + gas oksigen → air
2 molekul 1
molekul 2 molekul
1 molekul ½
molekul 1 molekul
Hipotesis Avogadro,
“Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang
volumnya sama akan mengandung jumlah molekul yang sama”
Menurut Avogadro unsur yang berwujud gas
umumnya merupakan molekul dwiatom atau di atom
Gas
hidrogen + gas
oksigen → uap air
1
molekul
1
molekul
2 molekul
Perb. Molekul
:
1
:
1
: 2
Perb. Koef
:
1
:
1
: 2
Kesimpulan:
“jika
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang
bereaksi dan gas-gas hasil reaksi akan sama dengan perbandingan jumlah
molekulnya dan sama pula dengan perbandingan koefisiennya”
Sehingga:
= =
Contoh:
Pada suhu dan tekanan tertentu setiap 1 liter
gas nitrogen akan tepat bereaksi dengan 3 liter gas hidrogen membentuk 2 liter
gas amonia, tentukan rumus molekul amonia,
Jawab:
Gas
nitrogen + gas hidrogen →
amonia
N2
(g) + 3 H2
(g)
→ 2 NxHy (g)
Jumlah atom:
N,
2
= 2x,
X = 1
H,
2×3
= 2y,
Y = 6/2
= 3
Jadi rumus nya, NxHy
≈ N1H3 atau NH3
Latihan
- Bila 18 gram glukosa dibakar dengan oksigen dihasilkan 26,4 gram gas karbondioksida dan 10,8 gram uap air. Berapa gram oksigen yang diperlukan pada pembakaran tersebut?
- Perbandingan massa karbon terhadap oksigen dalam karbon dioksida adalah 3 : 8. berapa gram karbon dioksida dapat dihasilkan apabila direaksikan:
a.
6 gram karbon dengan 16 gram oksigen
b.
6 gram karbon dengan 8 gram oksigen
c.
3 gram karbon dengan 10 gram oksigen
d.
6 gram karbon dengan 10 gram oksigen
- Dalam senyawa AB perbandingan massa A : massa B = 2 : 1. jika terdapat 120 gram senyawa AB, tentukan massa masing-masing unsur dalam senyawa tersebut.
- Unsur X dan Y membentuk dua senyawa masing-masing mengandung 60% dan 50% unsur X, tentukan perbandingan massa unsur Y pada X tetap.
- Setiap 2 liter gas nitrogen tepat habis bereaksi dengan 3 liter gas oksigen dan dihasilkan 1 liter gas oksida nitrogen. Jika volum diukur pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan rumus molekul oksida nitrogen tersebut.
- Gas hidrogen yang volumnya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang volumnya 10 liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi :
H2 (g)
+ O2 (g) →H2O (g)
Bila volum diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, berapa volum maksimum uap air yang dihasilkan?
- Berapa liter gas oksigen yang diperlukan untuk membakar 5 liter gas butana (C4H10) agar semua gas butana tersebut habis bereaksi.
Reaksi yang terjadi:
C4H10 (g)
+ O2 (g) → CO2
(g) + H2O (g)
“Selamat belajar, semoga sukses”
Soal dan Jawaban Hukum Dasar Kimia
A. Berilah
tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E di depan jawaban yang tepat!
1. Pada proses
besi berkarat, maka ….
A. massa besi = massa karat besi
B. massa besi > massa karat besi
C. massa besi < massa karat besi
D. massa besi tetap
E. massa besi berubah
A. massa besi = massa karat besi
B. massa besi > massa karat besi
C. massa besi < massa karat besi
D. massa besi tetap
E. massa besi berubah
2. Perbandingan
massa atom-atom dalam senyawa adalah tetap. Pernyataan ini dikemukakan oleh ….
A. Lavoisier
B. Dalton
C. Proust
D. Gay-Lussac
E. Avogadro
A. Lavoisier
B. Dalton
C. Proust
D. Gay-Lussac
E. Avogadro
3. Pada
percobaan: 2 C(s) + O2(g) → 2 CO(g) diperoleh data:
Massa atom C
(gram)
|
Massa atom O
(gram)
|
6
|
8
|
10,5
|
14
|
15
|
20
|
Perbandingan
massa unsur C dan O dalam senyawa CO adalah ….
A. 2 : 3
B. 4 : 3
C. 3 : 4
D. 3 : 2
E. 2 : 4
A. 2 : 3
B. 4 : 3
C. 3 : 4
D. 3 : 2
E. 2 : 4
4. Jika
perbandingan massa hidrogen dan oksigen dalam air adalah 1 : 8, maka untuk
menghasilkan 45 gram air dibutuhkan ….
A. 5 gram hidrogen dan 40 gram oksigen
B. 40 gram hidrogen dan 5 gram oksigen
C. 5 gram hidrogen dan 8 gram oksigen
D. 5 gram hidrogen dan 9 gram oksigen
E. 45 gram hidrogen dan 5 gram oksigen
A. 5 gram hidrogen dan 40 gram oksigen
B. 40 gram hidrogen dan 5 gram oksigen
C. 5 gram hidrogen dan 8 gram oksigen
D. 5 gram hidrogen dan 9 gram oksigen
E. 45 gram hidrogen dan 5 gram oksigen
5. Dua buah
unsur A dan B dapat membentuk dua macam senyawa. Senyawa I mengandung A 25% dan
senyawa B mengandung A 50%. Untuk A yang sama perbandingan B pada senyawa I dan
II adalah ….
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 1
D. 3 : 1
E. 2 : 3
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 1
D. 3 : 1
E. 2 : 3
6. Suatu
cuplikan mengandung besi dan belerang diambil dari dua tempat penambangan yang
berbeda. Cuplikan I sebanyak 5,5 gram mengandung 3,5 gram besi dan 2 gram
belerang. Cuplikan II sebanyak 11 gram mengandung 7 gram besi dan 4 gram
belerang. Maka perbandingan besi dan belerang pada cuplikan I dan II adalah ….
A. 1 : 2
B. 2 : 1
D. 7 : 4
D. 4 : 7
E. 2 : 7
A. 1 : 2
B. 2 : 1
D. 7 : 4
D. 4 : 7
E. 2 : 7
7. Jika 60 mL
gas nitrogen direaksikan dengan gas oksigen menghasilkan 60 mL gas dinitrogen
trioksida, maka gas oksigen yang diperlukan sebanyak ….
A. 30 mL
B. 120 mL
C. 90 mL
D. 150 mL
E. 210 mL
A. 30 mL
B. 120 mL
C. 90 mL
D. 150 mL
E. 210 mL
8. Pada suhu
dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume
gas-gas hasil reaksi akan merupakan perbandingan bilangan yang bulat dan
sederhana. Hal ini dikemukakan oleh ….
A. Dalton
B. Lavoisier
C. Avogadro
D. Gay-Lussac
E. Proust
A. Dalton
B. Lavoisier
C. Avogadro
D. Gay-Lussac
E. Proust
9. Gas metana
11,2 liter dibakar sempurna menurut reaksi:
CH4(g)
+ O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Volume gas CO2
yang terbentuk jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama adalah ….
A. 11,2 liter
B. 22,4 liter
C. 33,6 liter
D. 1 liter
E. 12,2 liter
A. 11,2 liter
B. 22,4 liter
C. 33,6 liter
D. 1 liter
E. 12,2 liter
10. Dua liter
gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen menghasilkan gas amonia sesuai
reaksi:
N2(g) +
H2(g) → NH3(g)
Jika diukur
pada suhu dan tekanan yang sama, maka volume gas amonia yang dihasilkan ….
A. 1 liter
B. 2 liter
C. 3 liter
D. 4 liter
E. 6 liter
A. 1 liter
B. 2 liter
C. 3 liter
D. 4 liter
E. 6 liter
11. Bila
larutan timbal(II)nitrat dan kalium yodium dalam tabung Y yang tertutup
massanya 50 gram, maka setelah reaksi berlangsung massanya menjadi ….
A. lebih dari 50 gram
B. sama dengan 50 gram
C. kurang dari 50 gram
D. tidak sama dengan 50 gram
E. tidak dapat ditentukan
A. lebih dari 50 gram
B. sama dengan 50 gram
C. kurang dari 50 gram
D. tidak sama dengan 50 gram
E. tidak dapat ditentukan
12. Bila 6 gram
magnesium dibakar di udara terbuka diperoleh 10 gram magnesium oksida, maka
oksigen yang diperlukan adalah … gram.
A. 16
B. 10
C. 6
D. 4
E. 3
A. 16
B. 10
C. 6
D. 4
E. 3
13. Satu gram
hidrogen dapat bereaksi dengan 8 gram oksigen, maka air yang terbentuk adalah
….
A. 1 gram
B. 2 gram
C. 8 gram
D. 9 gram
E. 10 gram
A. 1 gram
B. 2 gram
C. 8 gram
D. 9 gram
E. 10 gram
14. Pada
pembakaran gas CH4 menurut reaksi:
CH4(g) + 2
O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g). Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume
gas-gas hasil reaksi berturut-turut adalah ….
A. 1 : 2 : 1 : 1
B. 2 : 1 : 2 : 1
C. 1 : 2 : 1 : 2
D. 1 : 1 : 2 : 2
E. 1 : 2 : 2 : 1
A. 1 : 2 : 1 : 1
B. 2 : 1 : 2 : 1
C. 1 : 2 : 1 : 2
D. 1 : 1 : 2 : 2
E. 1 : 2 : 2 : 1
15.
Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap, pernyataan tersebut
dikemukakan oleh ….
A. Dalton
B. Gay-Lussac
C. Avogadro
D. Proust
E. Doberainer
A. Dalton
B. Gay-Lussac
C. Avogadro
D. Proust
E. Doberainer
16. Bila dari
percobaan diperoleh grafik hubungan massa karbon dan massa oksigen dalam
membentuk karbon dioksida adalah sebagai berikut.
Maka
perbandingan massa karbon dengan massa oksigen adalah ….
A. 1 : 8
B. 8 : 1
C. 1 : 2
D. 3 : 8
E. 8 : 3
A. 1 : 8
B. 8 : 1
C. 1 : 2
D. 3 : 8
E. 8 : 3
17. Dalam
senyawa belerang trioksida perbandingan massa belerang dengan oksigen adalah 2
: 3. Bila 36 gram belerang direaksikan dengan 48 gram oksigen, maka pernyataan
yang benar adalah ….
A. kedua pereaksi habis bereaksi
B. pada akhir reaksi tersisa oksigen
C. belerang trioksida yang terbentuk maksimum 80 gram
D. pada akhir reaksi tersisa belerang 5 gram
E. pada reaksi tersebut tidak berlaku Hukum Kekekalan Massa
A. kedua pereaksi habis bereaksi
B. pada akhir reaksi tersisa oksigen
C. belerang trioksida yang terbentuk maksimum 80 gram
D. pada akhir reaksi tersisa belerang 5 gram
E. pada reaksi tersebut tidak berlaku Hukum Kekekalan Massa
18. Gas oksigen
(H2) dapat bereaksi dengan gas oksigen (O2) menghasilkan
uap air (H2O), menurut reaksi:
2 H2(g)
+ O2(g) → 2 H2O(g). Pada tekanan dan suhu yang sama,
sejumlah gas hidrogen tepat habis bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan 40
liter uap air, maka ….
A. gas H2 yang bereaksi adalah 20 liter
B. gas H2 yang bereaksi adalah 40 liter
C. gas H2 yang bereaksi adalah 60 liter
D. gas O2 yang bereaksi adalah 60 liter
E. gas O2 yang bereaksi adalah 80 liter
A. gas H2 yang bereaksi adalah 20 liter
B. gas H2 yang bereaksi adalah 40 liter
C. gas H2 yang bereaksi adalah 60 liter
D. gas O2 yang bereaksi adalah 60 liter
E. gas O2 yang bereaksi adalah 80 liter
19. Bila dua
macam unsur dapat membentuk beberapa senyawa, maka massa unsur-unsur pertama
yang bersenyawa dengan massa yang sama dari unsur kedua adalah berbanding
sebagai bilangan mudah dan bulat. Pernyataan ini dikemukakan oleh ….
A. Proust
B. Lavoisier
C. Dalton
D. Gay-Lussac
E. Avogadro
A. Proust
B. Lavoisier
C. Dalton
D. Gay-Lussac
E. Avogadro
20. Bila gas SO2
direaksikan dengan oksigen terjadi reaksi:
SO2(g) + O2(g) → SO3(g). Jika volume gas belerang dioksida yang bereaksi 4 liter, maka ….
A. dibutuhkan 1 liter gas oksigen
B. dibutuhkan 4 liter gas oksigen
C. dibutuhkan 6 liter gas oksigen
D. dihasilkan 4 liter gas belerang trioksida
E. dihasilkan 2 liter gas belerang trioksida
SO2(g) + O2(g) → SO3(g). Jika volume gas belerang dioksida yang bereaksi 4 liter, maka ….
A. dibutuhkan 1 liter gas oksigen
B. dibutuhkan 4 liter gas oksigen
C. dibutuhkan 6 liter gas oksigen
D. dihasilkan 4 liter gas belerang trioksida
E. dihasilkan 2 liter gas belerang trioksida
21. Jika 1
liter gas A2 bereaksi dengan 2 liter gas B2, dihasilkan 2
liter gas, maka rumus kimia gas hasil adalah ….
A. AB2
B. AB
C. A2B
D. A2B3
E. A3B2
A. AB2
B. AB
C. A2B
D. A2B3
E. A3B2
22. Berikut ini
pernyataan yang sesuai dengan bunyi hukum Avogadro adalah ….
A. pada tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah ion yang sama
B. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah unsur yang sama
C. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang tidak sama
D. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama
E. pada suhu dan tekanan yang tidak sama, semua gas yang volumenya sama mengandung molekul yang sama
A. pada tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah ion yang sama
B. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah unsur yang sama
C. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang tidak sama
D. pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama
E. pada suhu dan tekanan yang tidak sama, semua gas yang volumenya sama mengandung molekul yang sama
23. Hukum
Proust disebut juga ….
A. Hukum Perbandingan Volume
B. Hukum Perbandingan Berganda
C. Hukum Kekekalan Massa
D. Hukum Perbandingan Tetap
E. Hukum Kekekalan Energi
A. Hukum Perbandingan Volume
B. Hukum Perbandingan Berganda
C. Hukum Kekekalan Massa
D. Hukum Perbandingan Tetap
E. Hukum Kekekalan Energi
24. Pada suhu
dan tekanan tertentu terjadi reaksi dengan persamaan reaksi:
2 H2S(g) + 3 O2(g) → 2 H2O(g) + 2 SO2(g).
Perbandingan jumlah H2S : O2 : H2O : SO2 = 2 : 3 : 2 : 2 merupakan perbandingan ….
A. massa dan volume
B. massa dan molekul
C. atom dan molekul
D. atom dan volume
E. volume dan molekul
2 H2S(g) + 3 O2(g) → 2 H2O(g) + 2 SO2(g).
Perbandingan jumlah H2S : O2 : H2O : SO2 = 2 : 3 : 2 : 2 merupakan perbandingan ….
A. massa dan volume
B. massa dan molekul
C. atom dan molekul
D. atom dan volume
E. volume dan molekul
25.
Perbandingan massa kalsium dan massa oksigen membentuk kalsium oksida adalah 5
: 2. Jika 20 gram kalsium direaksikan dengan 10 gram oksigen, maka massa
kalsium oksida yang terbentuk adalah ….
A. 10 gram
B. 20 gram
C. 28 gram
D. 30 gram
E. 36 gram
A. 10 gram
B. 20 gram
C. 28 gram
D. 30 gram
E. 36 gram
B. Jawablah
soal-soal di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. a. Mengapa
Hukum Kekekalan Massa seolah-olah tidak berlaku pada peristiwa pembakaran kayu?
b. Pada pembakaran magnesium di udara dihasilkan abu yang berwarna putih. Bagaimana massa abu yang dihasilkan setelah pembakaran dibandingkan dengan massa magnesium?
b. Pada pembakaran magnesium di udara dihasilkan abu yang berwarna putih. Bagaimana massa abu yang dihasilkan setelah pembakaran dibandingkan dengan massa magnesium?
2. Sepuluh gram
tembaga dengan empat gram belerang membentuk tembaga(II)sulfida. Perbandingan
massa tembaga dan belerang dalam senyawa itu adalah 2 : 1.
Berapa gram tembaga(II)sulfida yang terbentuk?
Berapa gram tembaga(II)sulfida yang terbentuk?
3. Diketahui
grafik hubungan massa Fe dan S sebagai berikut! Berdasarkan grafik tersebut,
hitunglah:
a. massa Fe
yang dibutuhkan apabila massa S (belerang) yang direaksikan 2 gram;
b. massa FeS yang terbentuk bila 7 gram Fe direaksikan dengan 7 gram S!
b. massa FeS yang terbentuk bila 7 gram Fe direaksikan dengan 7 gram S!
4. Gas propana
C8H8 terbakar menurut persamaan:
C3H8(g)
+ 5 O2(g) → 3 CO2(g) + 4 H2O(g).
Bila 10 liter gas propana dibakar dengan 60 liter gas O2, tentukan volume gas sesudah reaksi!
Bila 10 liter gas propana dibakar dengan 60 liter gas O2, tentukan volume gas sesudah reaksi!
5. Untuk
membakar 11,2 liter gas hidrokarbon tepat diperlukan 20 liter gas oksigen dan
dihasilkan 22,4 liter gas CO2. Apabila semua gas diukur pada suhu
dan tekanan sama, bagaimana rumus molekul gas hidrokarbon tersebut?
Kunci Jawaban pembahasan Soal dan Jawaban Hukum
Dasar Kimia
A.
2. c; 4. a; 6.
a; 8. d; 10. d; 12. b; 14. c; 16. d;
18. b; 20. d; 22. a; 24. e
18. b; 20. d; 22. a; 24. e
B.
1. a. Karena
massa abu < massa kayu, tapi sebenarnya hukum Lavoisier ber-laku.
m kayu + m oksigen = m abu + m CO2+ m H2O
b. m abu < m Mg, tetapi hukum Lavoisier berlaku pada pembakaran Mg.
m Mg + m O2 = m MgO
m kayu + m oksigen = m abu + m CO2+ m H2O
b. m abu < m Mg, tetapi hukum Lavoisier berlaku pada pembakaran Mg.
m Mg + m O2 = m MgO
3. a. Fe : S =
7 : 4
Fe = 7/4 x 2 g = 3,5g
b. massa FeS = 11 gram
Fe = 7/4 x 2 g = 3,5g
b. massa FeS = 11 gram
5.
CxHy
+ (x + y/4)O2 → xCO2 + y/z H2O
11,2 20 22,4
Perb vol CxHy
: CO2 = 11,2 : 22,4 = ½
Perb koef CxHy : CO2 = 1:2
CxHy + aO2 → 2CO2 + bH2O
Atom C → x = 2
O → x + y/4 = 20
2 + y/4 = 20
y / 4 = 18
y = 72
Perb koef CxHy : CO2 = 1:2
CxHy + aO2 → 2CO2 + bH2O
Atom C → x = 2
O → x + y/4 = 20
2 + y/4 = 20
y / 4 = 18
y = 72
Latihan soal
- Pupuk urea CO(NH2)2 mengandung nitrogen 42 %. Jika Mr Urea = 60 dan Ar N = 14, berapa kemurnian pupuk urea?
- Berapa volume gas hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan gas oksigen agar diperoleh 50 L uap air?
- Berapa perbandingan massa magnesium dengan massa oksigen jika terbakar sempurna menghasilkan 21 g magnesium oksida?
- Kadar maksimum zat besi dalam air minum yaitu 0,15 mg dalam 500 mL. Nyatakan kadar tersebut dalam bpj.
- Perbandingan massa karbon dan oksigen dalam karbon dioksida yaitu 4 : Berapa massa karbon dioksida yang dapat dihasilkan apabila:
- 8 g karbon direaksikan dengan 18 g oksigen?
- 8 g karbon direaksikan dengan 9 g oksigen?
No comments:
Post a Comment