Tuesday, December 4, 2012

OKSIDATOR DALAM LABORATORIUM (ION PERMANGANANAT, ION KROMAT DAN ION KROMAT)

BEBERAPA OKSIDATOR DALAM LABORATORIUM (ION PERMANGANANAT, ION KROMAT DAN ION KROMAT)

 Dalam laboratorium terdapat beberapa zat yang dapat digunakan sebagai oksidator. Oksidator yaitu zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi. Umumnya unsur-unsur nonlogam merupakan oksidator yang baik karena memiliki keelektronegatifan tinggi sehingga mudah menangkap atau menarik elektron kearah dirinya. Walaupun demikian tidak selalu digunakan unsur dalam semua reaksi kimia.
Dalam laboratorium terutama reaksi redoks yang dilangsungkan dalam bentuk larutan yang biasa digunakan sebagai oksidator adalah ion permangananat (MnO4-), ion kromat (CrO42-), ion kromat (Cr2O72-). Ketiga zat tersebut merupakan oksidator yang kuat dan mudah melepas oksigen sehingga penanganannya perlu berhati-hati. Zat-zat ini harus disimpan ditempat tersendiri dan tidak boleh berada di dekat zat-zat organik karena dapat menyebabkan kebakaran.
Bila mengenai anggota segera bilas dengan air yang mengalir. Bila mengenai mata segera rendam mata dalam air, hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka mata dalam aquades yang disimpan dalam baskom atau ember besar. Setelah itu segera di bawa ke dokter atau memberi obat tetes mata. Bila sampai tertelan segera minum air sebanyak-banyaknya untuk mengencerkan zat kimia yang tertelan lalu segera di bawa ke dokter. Oleh sebab itu, dalam melakukan praktikum jangan pernah mengambil semua larutan dengan cara menyedot.



ION PERMANGANANAT (MnO4-)
Ion permanganat berwarna ungu demikian pula larutan yang mengandung ion permanganat. Warna tersebut merupakan ciri khas dari ion permanganat. Biasanya dalam laboratorium ion permanganat diperoleh dari garam kalium permanganat (KMnO4). KMnO4 merupakan suatu kristal berwarna hitam keunguan.
clip_image002clip_image004clip_image006
Gambar Kristal kalium permanganat dan larutan kalium permanganat

Bila terkena cahaya atau dipanaskan pada suhu 230°C, kalium permanganat akan terurai sesuai reaksi berikut.
2 KMnO4 → K2MnO4 + MnO2 + O2
Bilangan oksidasi mangan dalam KMnO4 adalah +7. Ketika terjadi reaksi kimia bilangan oksidasi mangan turun atau mengalami reduksi. Reaksi reduksi mangan dalam KMnO4 bergantung pada keasaman larutan. Dalam suasana larutan asam kuat mangan direduksi menjadi Mn2+ dan warna larutan memudar (hampir tidak berwarna). Setengah reaksi reduksi ion permanganat dalam suasana asam.
8H+ + MnO4- + 5e → Mn2+ + 4H2O
Dalam suasana netral atau sedikit basa ion MnO4- direduksi menjadi MnO2 yang tidak larut dalam larutan atau membentuk endapan. Oleh sebab itu dalam melakukan titrasi pada suasana basa atau suasana alkalis, larutan yang mengandung ion MnO4- tidak disarankan karena endapan MnO2 yang terbentuk dapat mengaburkan titik akhir titrasi. Setengah reaksi reduksi ion permanganat dalam suasana netral atau alkalis.
2H2O + MnO4- + 3e → MnO2 + 4OH-
Untuk membuat suasana asamsebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih. Meskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen(III) oksida, antimon(II) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian asam sulfat justru akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan.
Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl akan mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan ion ini juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Namun, beberapa zat memerlukan pemanasan atau katalis untuk mempercepat reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak kesulitan dalam menggunakan reagen ini.
Reaksi reduksi ion permanganat juga dapat berlangsung dalam suasana netral dan basa kuat, Perekasi kalium permanganat tidak merupakan pereaksi baku primer. Sangat sukar untuk mendapatkan pereaksi dalam keadaan murni, bebas dari mangan(IV) oksida (mangan dioksida). Lagi pula air dipakai sebagai pelarut sangat mungkin masih mengandung zat pengotor lain yang dapat mereduksi permanganat menjadi mangan dioksida.
Timbulnya mangan dioksida justru akan mempercepat reaksi reduksi permanganat. Demikian juga adanya ion mangan(II) dalam larutan akan mempercepat reduksi permanganat menjadi mangan dioksida, reaksi tersebut berlangsung sangat cepat dalam suasana netral. Dengan adanya alasan-alasan tersebut maka pembuatan larutan baku permanganat dilakukan sebagai berikut. Larutkan sejumlah(gram) pereaksi dalam air kemudian didihkan selama satu jam diatas penangas air. Selanjutnya disaring lewat penyaring yang bebas dari zat pereduksi.
Wadah bertutupkan sumbat kaca yang dipakai untuk menyimpan larutan, harus benar-benar bebas dari zat pengotor seperti lemak atau zat pengotor lain. Untuk keperluan ini biasanya wadah tersebut dicuci bersih memakai campuran larutan kalium dikromat dan asam sulfat pekat, diikuti pembilasan dengan aquades. Larutan ini sebaiknya disimpan ditempat gelap, terhindar dari cahaya, karena itu sebaiknya dipakai botol berdinding gelap.
Reaksi asam sulfat pekat dengan KMnO3 membentuk Mn2O7. Reaksi ini berlangsung sangat eksotermsis dan dapat meledak. Demikian juga dengan asam klorida membentuk gas glor yang sangat beracun. Reaksi antara asam nitrat dengan alkena akan memutuskan ikatan rangkap dua dan diperoleh suatu asam karboksilat.
CH3(CH2)17CH=CH2 + 2KMnO4 + 3H2SO4 → CH3(CH2)17COOH + CO2 + 4H2O + K2SO4 + 2MnSO4
KMnO4 juga dapat mengoksidasi aldehida menjadi asam karboksilat. Misalnya mengoksidasi n-heptanal menjadi asam heptanoat.
5C6H13CHO + 2KMnO4 + 3 H2SO4 → 5C6H13COOH + 3H2O + K2SO4 + 2MnSO4
Selain itu KMnO4 juga dapat mengoksidasi gugus metil yang terikat pada cincin benzena. Misalnya mengoksidasi toluena menjadi asam benzoat.
5C6H5CH3 + 6KMnO4 + 9H2SO4 → 5C6H5COOH + 14H2O + 2K2SO4 + 6MnSO4


ION KROMAT (CrO42-) DAN DIKROMAT (Cr2O42-)
Dalam laboratorium pasti dijumpai garam yang mengandung ion kromat dan dikromat. Garam yang sering dijumpai yaitu kaliium dan natrium kromat atau dikromat dengan rumus kimia Na2CrO7 (natrium kromat), K2CrO7 (kalium kromat) dan Na2Cr2O7 (natrium dikromat), K2Cr2O7 (kalium dikromat).
clip_image008
Gambar Empat larutan kromium. Dari kiri: larutan yang berwarna kuning adalah kalium dikromat (K2Cr2O7, orange) dan natrium kromat (Na2CrO4), hijau adalah kromium(III) klorida (CrCl3), ungu adalah kromium(III) nitrat (Cr(NO3)3).

clip_image010
clip_image012clip_image014clip_image016 clip_image018
Gambar Kristal beberapa senyawa kromium. Dari kiri ke kanan : Natrium kromat tetrahidrat (Na2CrO4·4H2O), kalium dikromat (K2Cr2O7), amonium dikromat ((NH4)2Cr2O3), kromium trioksida (CrO3), kromium oksida (Cr2O3)
(sumber gambar : http://en.tjfuqiang.com/)

Baik ion kromat maupun dikromat mengandung kromium dengan bilangan oksidasi +6 yang merupakaan keadaan oksidasi tertinggi dari krom dalam senyawaaannya. oleh sebab itu dalam reaksi kimia ion kromat dan dikromat akan mengalami reaksi reduksi. Reaksi reduksi ion kromat dan dikromat bergantung pada keasaman larutan.
Warna kuning merupakan ciri khas adanya ion kromat dalam larutan sedangkan warna merah merupakan ciri khas adanya ion dikromat. Larutan yang mengandung ion kromat yang berwarna kuning bila diasamakan, akan diperoleh larutan yang berwarna merah jingga karena ion CrO42- berubah menjadi Cr2O72-.
2CrO42- + 2H+ → Cr2O72- + H2O
Sebaliknya jika larutan yang mengandung ion dikromat dibasakan maka ion Cr2O72- berubah menjadi ion CrO42-.
Cr2O72- + 2OH- → 2CrO42- + H2O
Oleh sebab itu, jika reaksi berlangsung dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator adalah Cr2O72- dan sebaliknya bila reaksi dilangsungkan dalam suasana basa yang bertindak sebagai oksidator adalah CrO42-.
Dalam reaksi kimia bila ion kromat dan dikromat bertindak sebagai oksidator (ketika direaksikan dengan suatu reduktor) bilangan oksidasi kromium turun menjadi +3 dan produk yang diperoleh bergantung pada keadaan keasaman larutan.
Dalam larutan asam ion kromium direduksi menjadi ion Cr3+, dalam larutan sedikit basa produk reduksinya adalah Cr(OH)3 yang tidak larut dan dalam larutan sangat basa ion kromat direduksi menjadi ion kromit (CrO2-). Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Larutan asam
6e + 14H+ + Cr2O7 → 2Cr3+ + 7H2O
Larutan sedikit basa
3e + 4H2O + CrO42- → Cr(OH)3 + 5OH-
Larutan sangat basa
3e + 2H2O + CrO42- → CrO2- + 4OH-

Baik Na2CrO7 (natrium kromat), K2CrO7 (kalium kromat), Na2Cr2O7 (natrium dikromat) mapun K2CrO7 (kalium dikromat) bersifat higoskopis sehingga dapat membentuk tetra-, heksa-, dan dekahidrat.
Natrium kromat (Na2CrO4) digunakan sebagai inhibitor korosi dalam industri minyak bumi, sebagai reagen pencelupan dalam industri tekstil, sebagai pengawet kayu. Dengan memanfaatkan isotop Cr-51 dengan waktu paruh 27,8 hari, larutan natrium kromat (VI) digunakan dalam obat-obatan untuk penentuan volume sirkulasi sel darah merah, waktu kelangsungan hidup sel dan evaluasi kehilangan darah.
Campuran kalium dikromat dengan asam nitrat 35% diperoleh suatu larutan yang disebut larutan Schwerter’s yang digunakan untuk menguji keberadaan berbagai logam terutama perak. Perak murni mengubah larutan menjadi merah terang, perak sterling (paduan 92,5% perak dengan logam lain biasanya tembaga atau emas) mengubah larutan menjadi merah gelap, larutan menjadi berwarna coklat bila kandungan tembaga tinggi bahkan menjadi hijau.

SUMBER
James E. Brady. Kimia universitas asas dan struktur edisi keliama jilid 1.
Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro (terjemahan Setiono & Pudjaatmaka) Edisi kelima.
Underwood, A. L & R. A Day, Jr. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka) Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Devy Agustyaningsih. 2010. Penetapan Kadar Kalium Permanganat Menggunakan Fotometer Sederhana Berbasis LED dan CdS Fotosel Detektor. Skripsi Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Kimia.
Sumber internet
Wikipedia.org
uncp.edu/home/mcclurem/ptable/chromium/cr.htm

NITROGEN, ASAM NITRAT DAN PREPARASI NITROGEN DALAM LABORATORIUM


NITROGEN
Nitrogen adalah unsur nonlogam dalam tabel periodik terletak pada golongan VA atau golongan 15 dan memiliki lambang N dengan nomor atom 7. Pada suhu kamar berupa gas tidak berwarna, tidak berbau, tanpa rasa dan berupa unsur diatomik (N2). Nitrogen yang telah dicairkan juga tidak berwarna dan tidak berbau.
Nitrogen nitrogen cair
Gambar Rumus Molekul nitrogen dan nitrogen cait
Nitrogen sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya sehingga disebut juga dengan nama zat lemas. Nitrogen merupakan gas yang paling banyak di atmosfer sekitar 78%. Selain di atmosfer, nitrogen juga terdapat di planet mars (3%).
Ikatan kimia antara dua atom dalam molekul nitrogen adalah ikatan terkuat antara dua atom dari unsur yang sama. Hal ini membuat gas N2 sangat stabil dan inert. Dalam jaringan tubuh makluk hidup, sebagian mengandung nitrogen, misalnya dalam protein dan asam nukleat menjadi salah satu komponen pembentuk DNA dan RNA.
Terdapat 2 isotop nitrogen yang stabil yaitu: 14N dan 15N. Isotop yang paling banyak adalah 14N (99.634%), yang dihasilkan dalam bintang-bintang dan yang selebihnya adalah 15N.
Dalam industri nitrogen diperoleh dari pencairan udara dengan memberi tekanan yang cukup tinggi, kemudian dilanjutkan dengan destilasi fraksional atau destilasi fraksinasi.
Ketika nitrogen dipanaskan, dapat bereaksi secara langsung dengan magnesium, lithium dan kalsium.
6 Li + N2 → 2 Li3N
3Mg + N2 → Mg3N2
Ketika dicampur dengan oksigen dan dikenakan bunga api listrik, membentuk oksida nitrat (NO) kemudian menjadi dioksida (NO2). Bila dipanaskan di bawah tekanan dengan hidrogen dan adanya katalis yang cocok akan terbentuk amonia (proses Haber).
Senyawa nitrogen yang banyak dimanfaatkan dalam dunia industri maupun dalam laboratorium yaitu asam nitrat dan amonia (paling banyak dalam industri). Amonia, NH3 merupakan hidrida nitrogen yang beracun dan merupakan bahan dasar paling penting untuk kimia nitrogen dan merupakan salah satu bahan kimia yang paling banyak diproduksi di dunia. Amonia digunakan sebagai bahan dasar pupuk nitrogen seperti urea dan bahan peledak.

PREPARASI NITROGEN DALAM LABORATORIUM
Di laboratorium, nitrogen dipersiapkan dengan memanaskan campuran amonium klorida dan natrium nitrit dan sedikit air. Jika amonium nitrit dipanaskan akan terurai menghasilkan gas nitrogen. Namun, reaksi ini sangat cepat dan mungkin eksplosif.
clip_image022
Untuk keamanan, campukan amonium klorida dan natrium nitrit dengan perbandingan massa 4:5, kemudian dipanaskan dengan sedikit air. Keberadaan air mencegah amonium klorida mensublimasi ketika dipanaskan. Awalnya, dua zat mengalami penguraian ganda untuk membentuk natrium klorida dan amonium nitrit.
clip_image023
Amonium nitrit yang terbentuk kemudian terurai menjadi gas nitrogen dan air.
clip_image025
Gas nitrogen yang terbentuk kemudia dialirkan melalui air seperti pada gambar. Dengan cara ini maka uap air akan tertinggal sedangkan gas nitrogen terus ke atas karena kelarutannya yang rendah dalam air.
clip_image027

ASAM NITRAT
Asam nitrat adalah asam kuat yang bersifat korosif dan beracun dan terurai menjadi ion H+ dan ion NO3- dalam air, persamaan reaksinya.
clip_image006
Asam nitrat biasa memiliki konsentrasi 68%. Larutan HNO3 dengan konsentrasi diatas 86% disebut sebagai asam nitrat berasap. Asam nitrat murni merupakan suatu cairan tidak berwarna yang dapat berubah menjadi merah kekuningan karena adanya oksida nitrogen terlarut dan berwarna merah pada suhu tinggi. HNO3 menjadi padatan putih berwarna pada suhu dibawah -41°C dan mendidih pada 83°C.
Asam nitrat merupakan oksidator yang kuat sehingga penanganannya harus berhati-hati. Bila mengenai anggota tubuh segera dicuci dengan air yang mengalir.
asam nitrat murni asam nitrat 70%
Gambar Asam nitrat murni yang berwarna kekuningan karena adanya oksida nitrogen terlarut dan asam nitrat 70% yang tidak berwarna

Air Raja
Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan 3:1 (misalnya 3 mL HCl dengan 1 mL HNO3 atau 3L HCl dengan 1 L HNO3) disebut aqua regia atau air raja karena dapat melarutkan logam mulia seperti emas dan platina. Aqua regia sangat tidak stabil, oleh sebab itu aqua regia baru dibuat ketika akan digunakan.

Sifa-sifat asam nitrat
Asam nitrat merupakan oksidator yang kuat yang mudah melepaskan oksigen sehingga penyimpanannya harus ditempat tersendiri dan hindari bahan-bahan organik yang umumnya mudah terbakar. Dalam reaksi kimia bila konsentrasi tinggi, HNO3 tereduksi menjadi NO2 sedangkan pada konsentrasi rendah tereduksi menjadi NO.
clip_image014

clip_image016

Pemanasan HNO3 akan terurai menghasilkan NO2.
clip_image012

Reaksi asam nitrat dengan nonlogam dan logam
Menjadi agen oksidasi yang kuat, asam nitrat bereaksi hebat dengan banyak non-logam, logam, senyawa dan reaksi mungkin berlangsung eksplosif. Kecuali emas dan platina, HNO3 hampir bereaksi dengan semua unsur logam.
Produk yang terbentuk tergantung pada sifat logam (kereaktifan logam), konsentrasi asam dan suhu. Reaksinya dengan logam yang kurang reaktif hasil reduksinya berupa gas NO sedangkan bila digunakan HNO3 pekat hasil reduksinya gas NO2. Beberapa contoh reaksi asam nitrat sebagai berikut.
Reaksi karbon dengan asam nitrat
C + 4HNO3 → CO2 + 4NO2 + 2H2O
3C + 4HNO3 → 3 CO2 + 4NO + 2H2O

Reaksi belerang dan iod dengan asam nitrat
S(s) + 2HNO3(aq) → H2SO4(aq) + 2NO(g) (HNO3 pekat dingin)
3I2(s) + 10HNO3(aq) → HIO3(aq) + 2H2O(l) + 10NO(g) (HNO3 pekat panas)

Reaksi seng dengan asam nitrat
clip_image017

Reaksi magnesium dengan asam nitrat
clip_image018

Reaksi timbal dengan asam nitrat
clip_image019

Reaksi perak dengan asam nitrat
clip_image021

Trinitro Toluena (TNT)
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat bila direaksikan dengan toluena akan diperoleh suatu senyawa yang disebut trinitro Toluena (TNT). Trinitro toluena merupakan suatu senyawa yang sangat ekplosif.
Sumber :
Tutorvista.com
Wikipedia.org
webelements.com

OKSIGEN MOLEKULER SEBAGAI ZAT PENGOKSIDASI



Oleh
Laurensius E. seran. Seran_emel@rocketmail.com
wanibesak.wordpress.com
Universitas Negeri Malang. Jln. Surabaya no.45

Oksigen dan Jenis-Jenis Oksida
Oksigen memiliki dua alotrop yakni oksigen (O2) dan ozon (O3). Alotrop yaitu perilaku yang berbeda yang ditunjukan oleh suatu zat yang atom penyusunnya, atom unsur yang sama namun ada perbedaan jumlah dan perbedaan cara terikatanya atom-atom penyusun. Dalam laboratorium ozon dihasilkan dengan memberi muatan listrik pada oksigen murni. Tidak seperti molekul-molekul lain, ozon walaupun disusun oleh atom yang sama tetapi bersifat polar. Molekul lain seperti O2, H2 dan P4 bersifat nonpolar karena molekulnya bersifat nonpolar. Ozon melindungi permukaan bumi dari sengatan sinar matahari namun kini telah disadari bahwa lapisan ozon telah menipis akibat akibat aktivis pelepasan zat-zat yang berbahaya bagi lapisan ozon makin meningkat.
Salah satu zat pengoksidasi yang paling lazim dan ampuh di laboratorium, industri dan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah molekul oksigen, O2. Dioksigen (O2), adalah gas tak berwarna dan tak berbau menempati 21% udara. Karena atom oksigen juga komponen utama air dan batuan, oksigen adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi.
Bergabungnya oksigen dengan suatu zat melalui reaksi kimia sering disebut sebagai oksidasi. Meskipun pandangan ini telah ditinggalkan namun dalam reaksi yang melibatkan oksigen zat yang mengalami oksidasi mudah ditentukan. Penarikan oksigen dari suatu zat disebut reduksi. Suatu zat yang tersusun dari oksigen dengan unsur tertentu disebut oksida. Oksida terbagi menjadi
1. Oksida logam
2. Oksida nonlogam
3. Oksida amfoter
4. Oksida netral
5. Superoksida

Reaksi Oksigen dengan Logam
Pembentukan oksida logam terjadi dengan cara reaksi langsung antara logam dengan oksigen membentuk oksida logam yang sering disebut korosi. Oksida logam disebut juga oksida basa karena reaksinya dengan air memberikan larutan yang bersifat basa (pH > 7).
Memang dalam bentuk korosi pembentukan oksida merupakan sesuatu yang merepotkan dan sumber pemborosan ekonomis dalam masyarakat. Besi bereaksi dengan oksigen dengan hadirnya uap air membentuk karat, yakni suatu oksida besi yang kristalnya mengandung molekul air dalam kuantitas tertentu.
2Fe(s) + 2/2O2(g) + xH2O(g) → Fe2O3.xH2O(s)
Aluminium merupakanlogam logam lain yang biasanya banyak dikenal juga membentuk oksida oleh reaksi langsung dengan oksigen dalam udara.
2Al(s) + 2/2O2(g) → Al2O3(s)
Aluminium lebih mudah bereaksi dengan oksigen dibanding besi.namun berbeda dengan besi. Pada aluminium oksida aluminium yang terbentuk melekat kuat pada permukaan logam sehingga dengan efektif melindungi logam itu dari serangan oksigen selanjutnya. Karena hal inilah aluminium disunakan sebagai logam bangunan.
Reaksi antar besi dan aluminium dengan besi termasuk lambat. Namun kadang-kadang reaksi antara logam dengan oksigen dapat cepat berlangsung dan membebaskan sejumlah besar kalor dan cahaya. Reaksi dengan oksigen seperti ini biasanya disebut pembakaran. Contohnya adalah pembakaran magnesium.
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
Meskipun korosi besi berlansung lambat, besi dapat dibuat bereaksi dengan cepat dengan cara menaikan suhu dan meningkatkan konsentrasi O2. Misalnya pemotongan baja dengan nyala asetilena dilaksanakan mula-mula memanasi baja itu ke suhu tinggi dengan nyala oksigen-asetilena. Setelah logam itu sangat panas, aliran gas asetilena dimatikan dan baja panas tersebut disembur terus menggunakan aliran oksigen murni. Dalam proses ini dibebaskan sejumlah besar kalor yang dapat melelhkan baja dan debu serta bunga api akan meletik ke mana-mana.

Reaksi Oksigen Dengan Unsur Nonlogam
Oksigen juga bereaksi dengan unsur-unsur nologam membentuk oksida nanlogam yang berikatan secara kovalen. Oksida nonlogam sering disebut sebagai oksida basa karena reaksinya dengan air menyebabkan larutan menjadi asam (pH < 7).
Contoh yang pasti anda kenal adalah reaksi O2 dengan karbon dalam bentuk briket arang atau batubara. Dengan kehadiran O2 yang berlebih produk yang diperoleh adalah karbondioksida, namun jika pasokan oksigen terbatas akan terbentuk sejumlah karbonmonooksida.
C(s) + O2(g) → CO2(g)
C(s) + O2(g) → 2CO(g)
Karbonmonoksida sendiri mampu bereaksi dengan oksigen membentuk CO2
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
Reaksi ini sangat eksotermis (DH = -284kJ per mol) dan CO digunakan dalam industri sebagai bahan bakar karena dapat dibuat dengan mudah dari batu bara dan mudah dikirim lewat pipa. Karbondioksida padat disebut juga es kering yang biasa digunakan untuk memberi efek asap.
Dua unsur nonlogam yang mudah bereaksi dengan oksigern yaitu belerang dan fosfor. Belerang terbakar di udara dengan nyala biru dan menghasilkan gas belerang dioksida yakni sebuah gas rangsang yang menyesakkan.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
Fosfor terdiri dari dua alotrop yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Kedua terbakar dioksigen menghasilkan P4O10. Namun perlu diperhatikan karena fosfor putih bereaksi secara spontan dengan oksigen.
P4(s) + O2(g) → P4O10(s)
Tidak semua unsur nonlogam dapat bereaksi dengan logam. Misalnya nitrogen. Hal inilah yang menyebabkan campuran antara nitrogen dan oksigen di atmosfer stabil.
Usaha untuk menyalakan campuran N2 dan O2 tidak berhasil karena reaksi keduanya berlansung secara endoterm. Namun jika udara dipanasi pada suhu sangat tinggi misalnya dalam mesin mobil, dihasilkan sejumlah kecil NO. Bila dibebaskan ke atmosfer lewat kanlpot senyawa ini mengawali rantai reaksi akhirnya menghasilkan asap kabut.

Oksida Amfoter
Oksida yang terbentuk dari unsur-unsur amfoter (B, Si, As, Sb, Te, Po) disebut oksid a amfoter. Disebut amfoter karena dapat berlaku sebagai asam dan juga dapat berlaku sebagai basa tergantung pada kondisi atau larutn yang direaksikan dengannya.
Dalam asam yang lebih kuat oksida amfoter bertindak sebagai basa, begitu sebaliknya bereaksi dengan zat yang lebih basa oksida amfoter bertindak sebagai asam.

Oksida Netral atau Oksida Indeferen
Oksida netral merupakan oksida yang tidak bersifat asam dan basa ketika dilarutkan dalam air, contohnya CO, N2O dan MnO2.

Peroksida
Peroksida yaitu kelompok senyawa yang kelebihan oksigen atau kelompok senyawa yang mengandung ikatan oksigen-oksigen dalam struktur molekulnya.
Contohnya : hidrogen peroksida (H2O2) yang biasa digunakan sebagai zat pemutih dan desinfektan karena hasil reaksinya berupa H2O dan oksigen. H2O2 murni merupakan suatu cairan biru pucat yang lebih kental daripada air, tidak stabil dengan titik beku -0,46°C. Dalam laboratorium hidrogen peroksida diperoleh dari reaksi antara barium peroksida dengan asam sulfat encer dingin.
BaO2(s) + H2SO4(aq) → BaSO4(s) + H2O2(aq)

Superoksida
Superoksida sama hal seperti peroksida yakni memiliki ikatan oksigen-oksigen. Namun pada superoksida, terjadi kelebihan oksigen lebih dari satu sedangkan pada superoksida hanya terjadi kelebihan 1 atom oksigen. Oskida-oksida alkali langsung diperoleh dari reaksi antara logam unsur dengan oksigen pada suhu dan tekanan tertentu. Salah satu contoh superoksida yaitu K2O.
K2O biasanya digunakan untuk memulihkan orang-orang yang keracunan gas. Selain itu digunakan pula dalam kapal selam, untuk menghilangkan gas karbondioksida dan uap air yang dihasilkan dari pernapasan para awak kapal. Reaksi yang terjaid antara KO2 dengan uap air dan karbondioksida sebagai berikut.
K2O (s) + 2H2O(g) → 4KOH(s) + 3O2(g)
KOH(s) + CO2(g) → KHCO3(s)
Dari reaksi inilah gas oksigen yang dihirup akan segera digantikan oleh O2 yang dihasilkan dari reaksi antara K2O dengan uap air.
clip_image002

Reaksi Oksigen dengan Senyawa Organik
Senyawa organik umumnya dianggap sebagai senyawa karbon. Walaupun demikian beberapa senyawa seperti CO2 dan CaCO3 walaupun mengandung atom karbon dalam molekulnya tetap dianggap sebagai senyawa anorganik.
Senyawa organik yang paling sederhana disebut hidrokarbon. Yakni senyawa yang tersusun hanya dari karbon dan hidrogen.hidrokarbon sederhana adalah metana, CH4, yang merupakan komponen utama gas alam. Hidrokarbon juga merupakan penyusun bensin, minyak tanah, solar dan lilin.
Metana dan hidrokarbon yang lain mudah terbakar di udara. Jika tersedia cukup oksigen produk pembakaran adalah karbondioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Jika oksigen yang tersedia dalam jumlah sedikit produk pembakaran berupa karbonmonoksida dan uap air.
2CH4(g) + O2(g) →2CO(g) + H2O(g)
Jika oksigen yang tersedia sedikit sekali hanya hidrogen yang membentuk uap air dan karbonnya berupanyala berjegala yang mengandung unsur karbon.
CH4(g) + O2(g) → C(s) + 2H2O(g)

Ini dia website menyetarakan reaksi kimia

Dalam ilmu kimia, sebagian besar reaksi kimia yang terjadi sangat sulit untuk disetarakan dalam waktu singkat terutama yang melibat 3 atau lebih reaktan dan produk yang dihasilkan berupa campuran beberapa macam senyawa.
Untuk mempermudah menetarakan reaksi kimia berikut salah satu website yang dapat dimanfaatkan untuk menyetarakan reaksi kimia yang terjadi. Syarat mutlak harus dipenuhi yaitu reaksi kimia yang terjadi harus ditulis dengan benar.
Langkah-langkah menggunakan website tersebut sebagai berikut:
2. Tulislah persamaan reaksi yang pada kolom Enter Chemical Equation. Misalnya menyetarakan reaksi kimia berikut:
SO2 + KMnO4 + H2O = MnSO4 + K2SO4 + H2SO4
clip_image002
3. Setelah reaksi ditulis dengan benar, klik tabs Balance Chemical Equation, sehingga diperoleh reaksi yang telah setara seperti ditunjukan pada gambar.
clip_image004

Gampang kan..???? selamat mencoba dan berkreasi…!!!!

PUISI = MENGAPA KAU HANCURKAN BUMI KITA DENGAN NUKLIRMU?

Bumiku…!!
Bumimu…!!
Bumi Kita…!!
Mengapa kau hancurkan semuanya dengan nuklirMu..??
Apakah semuanya tidak berarti bagimu..??
Walaupun demikian setidaknya masih berarti bagi orang lain..!!
Lihatlah jerit tangis bocah tak berbaju :
clip_image002[6]
yang telah kehilangan Ayahnya..!!
yang telah kehilangan Ibunya..!!
yang telah hilang harapannya..!!
yang telah hilang kasih sayang seorang ibu..!!

Apakah kau tak bosan mendengar semua itu..??
Apakah kau tak bosan melihat semua itu..??
Apakah kau tak merasakan kesedihan mereka yang telah kehilangan segalanya..??
Apakah kau tak bosan mendengar jerit tangis mereka yang menggelegar bagaikan halilintar..??
Apakah kau tak mendengar jeritan dunia yang terus mencari dan mencari apa yang dinamakan “kasih sayang”..??
Apakah ini yang ini yang dinamakan hidup : menggunakan kekuatan dan kehebatan ilmu pengetahuan untuk menindas dan menghancurkan sesama..??

Benarkah 1 + 1 = 2

             Kita semua tahu 1 + 1 pasti sama dengan dua. Benarkah demikian? Ternyata hal ini tidak berlaku untuk untuk campuran dua zat cair yang berbeda. Untuk membuktikan hal ini lakukanlah hal beriku:
  1. Siapkan gelas ukur 100 mL kemudian masukan 50 mL air
  2. Pada gelas ukur yang lain masukan 50 mL air juga.
  3. Masukan atau tambahkan 50 mL air dari langkah 2 pada gelas ukur nomor satu.
  4. Amati! Dari pengamatan tentu kita akan memperoleh 100 mL air.
  5. Percobaan selanjutnya gantilah 50 mL air pada langkah 2 dengan alkohol. Amati setelah alkohol dimasukan atau ditambahkan ke dalam air. apakah tepat 100 mL?. Dari pengamatan tentu tidak mencapai 100 mL. Mengapa demikian?
            Hal ini dapat dijelaskan demikian. Dalam air dan alkohol disusun oleh atom-atom yang terikat satu sama lain hingga terbentuk molekul air dan molekul alkohol. Pada kedua molekul memiliki ikatan yang sama yakni ikatan kovalen. Setiap yang berikatan dapat dianggap bulat seperti bola sepak. Oleh sebab itu dalam setiap molekul masih terdapat rongga-rongga kosong. Setiap rongga kosong yang terdapat pada molekul alkohol dapat dimasuki atau dilewati oleh molekul-molekul air karena ukurannya yang lebih kecil. Hal inilah yang menyebabkan 50 mL air ditambah 50 mL alkohol tidak diperoleh 100 mL campuran. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa 1 mL + 1 mL untuk zat yang ukuran molekulnya berbeda tidak sama dengan 2 mL.

Beberapa Alat Kimia dalam Laboratorium beserta Fungsinya

NAMA ALAT FUNGSI
clip_image002
Rotavapor
Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.
clip_image004
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan keluar.
clip_image006
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik)
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya
clip_image008 clip_image010
pH meter
(ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik. Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.
clip_image012 clip_image014
Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.
clip_image016clip_image018
Ozon generator
Untuk membuat ozon dalam laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni
clip_image020
Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
Pemadam kebakaran
clip_image022
corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.
Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
clip_image024
Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung.
clip_image026
Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
clip_image028
Timbangan atau neraca
Untuk menimbang massa suatu zat
clip_image030
Neraca analitik
Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas.
clip_image031
Evaporating dish atau cawan porselin
Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas saring.
clip_image033
Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)
clip_image035 clip_image037 clip_image039 clip_image041 clip_image043 clip_image045
(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon)
Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering digunakan.
clip_image047 Wadah atau tempat menyimpan bahan-bahan kimia
clip_image049
Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin.
clip_image051
Lup
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna.

pH dan pOH (Derajat Keasaman dan kebasaan)

pH dan pOH larutan asam dan basa serta cara penentuan pH dan pOH larutan asam dan basa silakan unduh di sini…!!!!

Amankah, Mengkonsumsi makanan kalengan yang dipanaskan pada kemasannya?

           Seiring dengan perkembangan teknologi, makin banyak makanan siap saji yang ditawarkan. Selain diberi bahan pengawet makanan-makanan ini dikemas begitu rapi agar tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak diinginkan. Salah satunya melalui pengalengan. Bahan-bahan yang digunakan pada pengalengan terbuat dari besi atau yang di lapisi timah ataupun menggunakan aluminium. Besi atau seng (kebanyakan menggunakan seng) yang dilapisi timah dilakukan secara elektrolisis yang disebut tin plating.
clip_image002
Gambar Salah bahan makanan yang kemasannya menggunakan timah
             Timah merupakan salah satu logam yang tahan karat. Oleh sebab itu, diduga sangat aman dijadikan sebagai kemasan bahan-bahan makanan. Namun dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kekeliruan pada tahap penyajiannya. Salah satu kekeliruan yang sangat fatal yaitu memanaskan makanan yang akan dikonsumsi langsung pada kemasannya. Hal ini sebaiknya dihindari. Mengapa demikian?.
              Seperti yang telah disinggung bahan yang digunakan pada kemasan tersebut dapat terbuat dari timah dan timah tersebut langsung berhubungan dengan bahan makanan yang akan dikonsumsi. Oleh sebab itu ketika dilakukan pemanasan, timah pada kemasan tersebut akan terurai menjadi ion-ion timah kemudian langsung masuk ke dalam makanan yang akan dikonsumsi tersebut. Akibatnya timah yang telah menjadi ion-ion timah masuk bersama makanan yang dikonsumsi.
             Walaupun tidak begitu banyak namun jika hal ini dilakukan terus menerus tentu akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, ion-ion timah yang telah larut dalam bahan makanan dapat pula bereaksi dengan senyawa-senyawa lain yang ada dalam bahan makanan menghasilkan senyawa baru yang bersifat toksit (racun). Sehingga kita sering mendengar keracunan bahan makanan dan sebagian besar adalah makanan dalam bentuk kalengan.
             Lain halnya jika kemasannya terbuat dari aluminium. Jika kemasan tersebut terbuat dari aluminium maka sangat aman bagi kesehatan, karena aluminium yang telah dijadikan aluminium oksida (Al2O3) sangat tahan terhadap pemanasan.
            Namun keracunan bahan makanan dapat pula disebabkan oleh bahan-bahan pengotor yang ada selama pengolahan yang masuk tanpa disengaja ataupun disebabkan telah habis massa pakainya.

hukum I dan II Faraday

Hukum I Faraday (1831 1832): massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan (Q).
G=Q
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (i) dengan waktu (t)
Q = i . t (coulomb)
Jadi persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
G = it
Contoh
          arus 1 amper yang dialirkan selama 1 menit (60 detik) ke dalam larutan CuSO4 mengendapkan 0,4 gram tembaga dikatode, maka:
a). Arus 2 amper dalam 1 menit (120 coulomb) akan mengendapkan 0,8 g Cu
b). Arus 1 amper dalam 2 menit (120 coulomb) akan mengendapkan 0,8 g Cu
c). Arus 2 amper dalam 2 menit (240 copulomb) akan mengendapkan 1,6 g Cu
Hukum II Faraday : “massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu (ME)”.
G = ME
Massa ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom relatif (Ar) di bagi dengan perubahan bilangan oksidasinya (pbo)
ME= Ar/pbo
Contoh
             Contoh pada elektrolisis larutan CuSO4 terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu
Cu2+(aq) + 2e –––→ Cu(s)
Oleh karena tembaga mengalami perubahan bilangan oksidasi sebesar 2, maka massa ekivalen
                        Cu = ArCu/2
                         = 63,5/2 = 31,75
Apabila listrik yang sama banyak dialirkan kedalam dua atau lebih sel elektrolisis yang berbeda, maka perbandingan massa zat-zat yang dibebaskan sama dengan perbandingan massa ekivalennya.
Contoh
              Misalkan arus i amper dialirkan selama t detik ke dalam larutan CuSO4 dan larutan AgNO3 yang di hubungkan seri.(pada hubungan seri jumlah listrik yang memasuki kedua sel adalah sama). Listrik akan mengendapkan Cu dan Ag pada katoda masing-masing sel. Sesuai dengan hukum faraday II, perbandingan massa Cu dengan Ag yang di endapkan sama dengan pebandingan massa ekivalennya.
GCu : Gag = ME Cu : MEAg
Misalkan massa Cu yang diendapkan 10 g maka massa perak dapat dihitung sebagai berikut:
GCu : Gag = ME Cu : MEAg
clip_image002
clip_image004
= 34,05 g
Penggabungan hukumfaraday I dan II menghasilkan persamaan sebagai berikut:
G = k . i . t . ME
Faraday menemukan harga faktor pembanding k = clip_image006 jadi, persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:
clip_image008
Dengan
               G = massa zat yang dibebaskan (dalam gram)
                i = kuat arus (dalam amper)
               t = waktu (dalam detik)
               ME = massa ekivalen
Contoh soal
           Hitunglah massa tembaga yang dapat dibebaskan oleh arus 10 amper yang dialirkan selama 965 detik ke dalam larutan CuSO4 (Cu = 63,5)
Jawab:
Cu di endapkan di katoda menurut persamaan berikut ini:
Cu2+(aq) + 2e –––→ Cu (s)
clip_image010
clip_image012
clip_image014

No comments:

Post a Comment

Web hosting

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls