Khelasi (Chelation), berasal dari
bahasa Yunani chele yang berarti sepit, merujuk kepada tangan kepiting
atau kalajengking. Khelasi merupakan suatu proses reversible pembentukan
ikatan dari suatu ligan, yang disebut khelator atau agen khelasi,
dengan suatu ion logam membentuk suatu komplek metal yang disebut
khelat. Tipe ikatan yan terbentuk dapat berupa ikatan kovalen atau
ikatan kovalen koordinasi.
Terapi khelasi merupakan suatu metoda
yang digunakan dalam mengatasi keracunan logam berat seperti merkuri.
Dalam metoda ini digunakan senyawa organik tertentu yang dapat mengikat
merkuri dan mengeluarkannya dari dalam tubuh manusia. Senyawa tersebut
memiliki gugus atom dengan pasangan elektron bebas, elektron tersebut
akan digunakan dalam pembentukan ikatan dengan merkuri. Beberapa senyawa
organik yang bisa digunakan sebagai khelator adalah dimercaprol,
2,3-dimercaptosuccinic acid (DMSA).
2,3-dimercapto-succinic acid (DMSA)
merupakan senyawa organik larut dalam air, yang mengandung dua gugus
tiol (-SH). DMSA merupakan khelator yang efektif dan aman digunakan
dalam penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan
merkuri. Senyawa ini telah digunakan dalam penanganan keracunan merkuri
sejak tahun 1950-an di Jepang, Rusia dan Republik Rakyat China, dan
sejak tahun 1970-an digunakan di Eropa dan Amerika Serikat.
Senyawa 2,3-dimercapto-succinic acid (DMSA)
Senyawa organik yang dikenal juga dengan nama dagang chemet ini merupakan khelator yang efektif dalam penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan merkuri. Serangkaian penelitian menunjukkan bahwa DMSA mampu mengeluarkan 65 % merkuri dari dalam tubuh manusia dalam selang waktu tiga jam (Patrick : 2002)
Senyawa organik yang dikenal juga dengan nama dagang chemet ini merupakan khelator yang efektif dalam penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan merkuri. Serangkaian penelitian menunjukkan bahwa DMSA mampu mengeluarkan 65 % merkuri dari dalam tubuh manusia dalam selang waktu tiga jam (Patrick : 2002)
DMSA relatif aman digunakan sebagai
khelator. Pada manusia normal, manusia, yang tidak terkontaminasi
merkuri, 90 % DMSA yang diabsorbsi tubuh, diekskresikan melalui urin
dalam bentuk disulfida dengan gugus thiol sistein. Sedangkan sisanya
berada dalam bentuk bebas atau tanpa ikatan dengan gugus lain.
Dalam upaya mempercepat proses
pengeluaran merkuri dalam tubuh manusia, DMSA dapat digunakan bersamaan
dengan khelator lain seperti ALA (Alpha Lipoic Acid). DMSA juga dapat
digunakan bersamaan dengan anti oksidan, seperti vitamin E dan vitamin
C, dalam upaya mengurangi gangguan kesehatan sebagai akibat pembentukan
radikal bebas oleh merkuri (Patrick : 2003)
No comments:
Post a Comment